Situasi sedang nggak aman lagi. Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia – dan Jakarta khususnya – tinggi lagi. Untungnya semua kegiatan promo Frank N’ Friends (FNF) udah selesai, tinggal nunggu tayang aja.
Sejak perilisan single Jangan Ganggu tanggal 2 Juni lalu, gue dan Taufiq (manajer FNF) udah atur jadwal-jadwal promo FNF yang cukup ketat. Dimulai dari talkshow di kontennya Jimi X Malau, Ngobryl’s; lalu disusul mampir ke Interlude, podcast milik Ricky Rahim yang tayang di aplikasi NOICE; shooting untuk konten Indomusikgram, interview di podcast-nya Anto Arief bersama AMvibe yang tayang di Spotify, dan terakhir shooting dan interview untuk konten Gen On Track milik Gen FM. Semua dilakukan dalam 2 pekan full. Sekitar sehari setelahnya nongol berita pelonjakan signifikan kasus penularan Covid-19 secara masif di Indonesia yang mengakibatkan diberlakukannya lagi PPKM mikro oleh pemerintah.
Di sisi gue sendiri pun, banyak kabar berdatangan, saudara dan teman-teman terinfeksi Covid. Beberapa di antaranya bergejala cukup berat. Bikin gue juga harus tarik rem darurat lagi untuk segala kesibukan di luar rumah.
By the way, Ngobryl’s edisi gue yang ngebahas banyak tentang FNF sudah tayang, guys. Begitu juga program Interlude-nya NOICE dan podcast-nya Anto Arief. Sekarang tinggal nunggu tayangnya Indomusikgram dan Gen On Track.
Omong-omong soal kegiatan di luar rumah selama pandemi ini, gue secara pribadi tekankan ke Taufiq bahwa gue sangat berusaha menjaga protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Jadi, dalam pemunculan di mana pun pasti gue akan memakai masker. Bahkan sampai pun ada terjadi foto bareng, gue akan tetap masked on. Itu adalah syarat mutlak. Selain karena memang gue sangat concern dengan kasus Covid ini, gue juga pengen ngasih contoh ke teman-teman semua, terutama yang punya konten podcast atau YouTube, bahwa sebetulnya bisa kok kita jalanin konten kita tanpa abai prokes. Masih tetap bisa kelihatan cakep dan keren kok, walau bermasker. Kalau disertai tes swab antigen sebelum ngonten, itu lebih afdol lagi.
Sejak awal pandemi, gue perhatikan satu-persatu teman-teman musisi – atau siapapun yang tadinya bergerak di bidang musik – mencari peruntungan di dunia digital dengan membuat konten YouTube atau podcast, dunia yang awalnya mungkin nggak mereka pikirkan sama sekali untuk digeluti. Bahkan kini bisa dibilang mulai merebut ranah pekerjaan content creators aslinya. Gue nggak punya masalah apapun tentang itu. Tapi sayangnya gue perhatikan nggak sedikit di antara mereka yang mengabaikan prokes selama melakukan kegiatan itu. Berkumpul (kadang membentuk kerumunan tanpa jaga jarak), masker nggak dipakai dengan benar – bahkan kadang nggak pakai masker. Sangat rentan penularan virusnya.
Hal itulah yang bikin gue selama tahun lalu sering menolak ajakan teman-teman untuk hadir mengisi konten mereka sebagai narasumber. Menolak dengan sopan, pastinya. Gue bilang ke mereka, jujur, gue nggak berani. Gue harus jaga keluarga dan orang-orang terdekat dari paparan virus siluman ini. Tapi ketika pandemi ini ternyata dikasih izin Tuhan untuk extra time, seiring dengan bubarnya NAIF yang menghebohkan jagad raya itu dan FNF harus merilis single baru, mau nggak mau gue harus nongol ke permukaan. Gue nggak bisa lagi santai saat merilis single kayak tahun lalu. Gue harus jalankan FNF dengan benar. Harus maintain promonya dengan baik. Harus bangun manajemen khusus. Semua pemikiran itu membuat gue harus mengalah dengan keadaan. Oke, gue harus keluar dari rumah, nih, tapi tentunya harus jaga prokes ketat. Begitu kira-kira kata gue dalam hati.
Intinya, guys, gue mau ajak kalian untuk sama-sama kita jaga diri dan orang lain. Apapun jenis kegiatan kita, di mana pun dan kapan pun, jaga protokol kesehatan. Kita semua tau, pemerintah tampak kelimpungan ngadepin pandemi Covid ini, dan banyak blunder juga dalam kebijakan mereka. Tapi kitanya jangan jadi mengambinghitamkan pemerintah juga. Akui aja kalau banyak dari kita yang juga memang bandel dan malas. Nggak terbiasa pakai masker. Terbiasa nongkrong dan ngumpul. Hilangkan dulu ego, biar semua lekas berlalu. Dan jangan lupa vaksinasi diri.
Stay safe.
Kali ini Franki “Pepeng” Indrasmoro melalui proyeknya, FNF (Frank N’ Friends), akan menghadirkan single terbaru yang lebih ngerock. Bersama Adhitomo Kusumo (Primata, Seruang) pada bass, Ria Antika (Primata, Seruang) pada drum, dan Turi Kaliandra (Pendulum) pada gitar elektrik, Pepeng kali ini tidak ikut memainkan alat musik sama sekali.
Pepeng hanya berperan sebagai songwriter dan music director di sini, dan tentunya sebagai produser pula.
Dan siapa yang akan menjadi vokalisnya kali ini? Tunggu info selanjutnya.
“Single berikut FNF bisa jadi akan lebih ngerock dari yang sebelum-sebelumnya,” papar Pepeng, “yang pasti kali ini featuring artists-nya dua orang vokalis cewek.”
Informasi selengkapnya : https://fnfproject.com/newsflash/dalam-pembuatan-single-terbaru-fnf.html
Sekedar info bagi yang belum tau; sejak akhir 2019 lalu gue pada akhirnya merilis sebuah debut single dari sebuah proyek musik yang tertunda selama 11 tahun. Namanya FNF, kependekan dari Frank N’ Friends. Ada kanal Youtube FNF juga, monggo di-subscribe. Cek linktr.ee/FNF untuk info selengkapnya tentang FNF, guys.
Nah… Bicara soal FNF, ini adalah video dokumentasi pribadi gue dari proses rekaman vokal untuk single kedua proyek ini. Judul lagunya? Masih belum bisa gue kasih tau, brur. Yang pasti, yang ngisi vokal adalah salah satu penyanyi Indonesia yang gue segani, sekaligus kakak kelas di kampus IKJ dulu. Ipang Lazuardi, dari BIP dan Plastik.
Dibantu oleh para produser handal, Dede Kumala, Taufiq Sandjaja dan Catur Septembrianto, proses rekam vokal single kedua FNF berjalan lancar… baangeet!!! Rekamannya cuma 20 sampai 30 menit, sisanya becanda ngalor-ngidul sampai nyaris tengah malam. Ha ha ha! Well, namanya juga sekalian reuni kecil-kecilan. Karena turut hadir juga bang Aria Baja, partner gue di FranKKomiK, yang juga adalah kawan sekampus gue dulu. Belum lagi, sang dokumentator foto/video FNF, bang Riki “Blek” Dior, serta istri tercinta Ipang, mpok Acir, juga lulusan IKJ. Sempurna dah!
Enjoy video ini yang gue edit secara amatir (namun menyenangkan), guys. O ya… Kenapa Pendekar Akhir Pekan? Itu adalah istilah unik dari Ipang untuk para musisi Indonesia, yang umumnya bekerja banting tulang, manggung di akhir pekan. He he.
Tunggu info FNF selanjutnya di kanal gue ini, guys. Thank you.