• Home
  • FrankBlog
  • FrankNews
  • Music Projects
    • Musik Franki
    • Science In Music
    • FNF
    • Raksasa
      • Raksasa Channel
    • The Time Travellers
  • FranKKomiK
    • BonBinBen
      • BonBinBen 2008
      • BonBinBen 2010
    • KomikNAIF
    • Setan Jalanan
      • Trailer Setan Jalanan
      • Original Sound Track Setan Jalanan – Raksasa
    • Geng Bedug
  • Drawings
    • INKTOBER 2014
    • INKTOBER 2017
    • Doodles
  • Galeri Franki
  • Video
  • FK.com
  • Twitter
  • Soundcloud
  • Instagram

covid-19

KETIKA SEMUA MASIH HARUS PENUH KEWASPADAAN

June 24, 2021 by adin
FrankBlog
covid-19, diary franki, fnf, frank n' friends, frankblog, musik, pandemi, promo

Situasi sedang nggak aman lagi. Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia – dan Jakarta khususnya – tinggi lagi. Untungnya semua kegiatan promo Frank N’ Friends (FNF) udah selesai, tinggal nunggu tayang aja.

Sejak perilisan single Jangan Ganggu tanggal 2 Juni lalu, gue dan Taufiq (manajer FNF) udah atur jadwal-jadwal promo FNF yang cukup ketat. Dimulai dari talkshow di kontennya Jimi X Malau, Ngobryl’s; lalu disusul mampir ke Interlude, podcast milik Ricky Rahim yang tayang di aplikasi NOICE; shooting untuk konten Indomusikgram, interview di podcast-nya Anto Arief bersama AMvibe yang tayang di Spotify, dan terakhir shooting dan interview untuk konten Gen On Track milik Gen FM. Semua dilakukan dalam 2 pekan full. Sekitar sehari setelahnya nongol berita pelonjakan signifikan kasus penularan Covid-19 secara masif di Indonesia yang mengakibatkan diberlakukannya lagi PPKM mikro oleh pemerintah.

Ngobrol di podcast-nya Anto Arief bersama AMvibe, 6 Juni 2021. Bicara banyak soal masa-masa menyenangkan bersama NAIF dan rencana gue di masa depan. Podcast-nya udah bisa didengerin di Spotify, guys.
Ngobrol di podcast-nya Anto Arief bersama AMvibe, 6 Juni 2021. Bicara banyak soal masa-masa menyenangkan bersama NAIF dan rencana gue di masa depan. Podcast-nya udah bisa didengerin di Spotify, guys.
Ngebawain lagu Jangan Ganggu versi akustik di Indomusikgram, tanggal 9 Juni lalu. Tinggal tunggu aja tanggal tayangnya.
Ngebawain lagu Jangan Ganggu versi akustik di Indomusikgram, tanggal 9 Juni lalu. Tinggal tunggu aja tanggal tayangnya.

Di sisi gue sendiri pun, banyak kabar berdatangan, saudara dan teman-teman terinfeksi Covid. Beberapa di antaranya bergejala cukup berat. Bikin gue juga harus tarik rem darurat lagi untuk segala kesibukan di luar rumah.

By the way, Ngobryl’s edisi gue yang ngebahas banyak tentang FNF sudah tayang, guys. Begitu juga program Interlude-nya NOICE dan podcast-nya Anto Arief. Sekarang tinggal nunggu tayangnya Indomusikgram dan Gen On Track.

Senang banget akhirnya bisa bawain lagu Virusku bareng Abdul.
Senang banget akhirnya bisa bawain lagu Virusku bareng Abdul.
Tanggal 2 Juni 2021 bersama Rona dan Vania Aurell, di kafe Tokyo Town, Jakarta, saat perilisan single Jangan Ganggu.
Tanggal 2 Juni 2021 bersama Rona dan Vania Aurell, di kafe Tokyo Town, Jakarta, saat perilisan single Jangan Ganggu.

Satu Hal, bareng Arief Bakrie. Masih perlu penyesuaian banget tampil main gitar.
Satu Hal, bareng Arief Bakrie. Masih perlu penyesuaian banget tampil main gitar.
Latihan perdana FNF, 6 Juni 2021, tanpa Ipang. Ini adalah sesi latihan akustik untuk penampilan FNF di programnya Gen FM yang bernama Gen On Track.
Latihan perdana FNF, 6 Juni 2021, tanpa Ipang. Ini adalah sesi latihan akustik untuk penampilan FNF di programnya Gen FM yang bernama Gen On Track.

Omong-omong soal kegiatan di luar rumah selama pandemi ini, gue secara pribadi tekankan ke Taufiq bahwa gue sangat berusaha menjaga protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Jadi, dalam pemunculan di mana pun pasti gue akan memakai masker. Bahkan sampai pun ada terjadi foto bareng, gue akan tetap masked on. Itu adalah syarat mutlak. Selain karena memang gue sangat concern dengan kasus Covid ini, gue juga pengen ngasih contoh ke teman-teman semua, terutama yang punya konten podcast atau YouTube, bahwa sebetulnya bisa kok kita jalanin konten kita tanpa abai prokes. Masih tetap bisa kelihatan cakep dan keren kok, walau bermasker. Kalau disertai tes swab antigen sebelum ngonten, itu lebih afdol lagi.

Bersama Ricky Rahim, announcer untuk podcast Interlude, dan produser acaranya, Shaviera Amelia, 9 Juni 2021 di kantor NOICE. Udah bisa didengerin juga obrolan seru bareng bang Ricky ini, di aplikasi NOICE.
Bersama Ricky Rahim, announcer untuk podcast Interlude, dan produser acaranya, Shaviera Amelia, 9 Juni 2021 di kantor NOICE. Udah bisa didengerin juga obrolan seru bareng bang Ricky ini, di aplikasi NOICE.
Akhirnya! Tampil bareng mereka! Puas banget bisa bawain 3 single jagoan FNF, Satu Hal, Virusku dan Jangan Ganggu. Walau tampil minimalis demi kepentingan promo, gue jabanin aja. Waktu itu tanggal 18 Juni, di kantor Gen FM.
Akhirnya! Tampil bareng mereka! Puas banget bisa bawain 3 single jagoan FNF, Satu Hal, Virusku dan Jangan Ganggu. Walau tampil minimalis demi kepentingan promo, gue jabanin aja. Waktu itu tanggal 18 Juni, di kantor Gen FM.
Benar-benar butuh penyesuaian, main gitar sambil bernyanyi.
Benar-benar butuh penyesuaian, main gitar sambil bernyanyi.

Sejak awal pandemi, gue perhatikan satu-persatu teman-teman musisi – atau siapapun yang tadinya bergerak di bidang musik – mencari peruntungan di dunia digital dengan membuat konten YouTube atau podcast, dunia yang awalnya mungkin nggak mereka pikirkan sama sekali untuk digeluti. Bahkan kini bisa dibilang mulai merebut ranah pekerjaan content creators aslinya. Gue nggak punya masalah apapun tentang itu. Tapi sayangnya gue perhatikan nggak sedikit di antara mereka yang mengabaikan prokes selama melakukan kegiatan itu. Berkumpul (kadang membentuk kerumunan tanpa jaga jarak), masker nggak dipakai dengan benar – bahkan kadang nggak pakai masker. Sangat rentan penularan virusnya.

Gue suka banget karakter vokalnya Aurell. Dengan dukungan penuh, masa depan karir bermusik Aurell akan cerah. Apalagi ia punya bekal bisa main gitar dan menulis lagu sendiri.
Gue suka banget karakter vokalnya Aurell. Dengan dukungan penuh, masa depan karir bermusik Aurell akan cerah. Apalagi ia punya bekal bisa main gitar dan menulis lagu sendiri.
Satu Hal bukan lagu yang sulit. Sama sekali bukan. Tapi untuk menyanyikannya juga nggak semudah itu.
Satu Hal bukan lagu yang sulit. Sama sekali bukan. Tapi untuk menyanyikannya juga nggak semudah itu.
Rona juga penuh bakat. Suaranya lantang dan cocok untuk menyanyi rock. Hanya perlu lebih tingkatkan pede aja, dan dapatkan lagu yang bagus untuk dia.
Rona juga penuh bakat. Suaranya lantang dan cocok untuk menyanyi rock. Hanya perlu lebih tingkatkan pede aja, dan dapatkan lagu yang bagus untuk dia.

Hal itulah yang bikin gue selama tahun lalu sering menolak ajakan teman-teman untuk hadir mengisi konten mereka sebagai narasumber. Menolak dengan sopan, pastinya. Gue bilang ke mereka, jujur, gue nggak berani. Gue harus jaga keluarga dan orang-orang terdekat dari paparan virus siluman ini. Tapi ketika pandemi ini ternyata dikasih izin Tuhan untuk extra time, seiring dengan bubarnya NAIF yang menghebohkan jagad raya itu dan FNF harus merilis single baru, mau nggak mau gue harus nongol ke permukaan. Gue nggak bisa lagi santai saat merilis single kayak tahun lalu. Gue harus jalankan FNF dengan benar. Harus maintain promonya dengan baik. Harus bangun manajemen khusus. Semua pemikiran itu membuat gue harus mengalah dengan keadaan. Oke, gue harus keluar dari rumah, nih, tapi tentunya harus jaga prokes ketat. Begitu kira-kira kata gue dalam hati.

Gue perhatikan, Rona masih agak malu-malu untuk bicara di depan publik, terutama media. Jadi seringkali apa yang sudah direncanakan di kepala, output-nya nggak sesuai harapan. Hehe.
Gue perhatikan, Rona masih agak malu-malu untuk bicara di depan publik, terutama media. Jadi seringkali apa yang sudah direncanakan di kepala, output-nya nggak sesuai harapan. Hehe.
Aurell jauh lebih outgoing saat bicara di media. Tapi juga seringkali meleset dari konsep. Haha! Wajar, masih muda. Perlu berproses banyak.
Aurell jauh lebih outgoing saat bicara di media. Tapi juga seringkali meleset dari konsep. Haha! Wajar, masih muda. Perlu berproses banyak.

Intinya, guys, gue mau ajak kalian untuk sama-sama kita jaga diri dan orang lain. Apapun jenis kegiatan kita, di mana pun dan kapan pun, jaga protokol kesehatan. Kita semua tau, pemerintah tampak kelimpungan ngadepin pandemi Covid ini, dan banyak blunder juga dalam kebijakan mereka. Tapi kitanya jangan jadi mengambinghitamkan pemerintah juga. Akui aja kalau banyak dari kita yang juga memang bandel dan malas. Nggak terbiasa pakai masker. Terbiasa nongkrong dan ngumpul. Hilangkan dulu ego, biar semua lekas berlalu. Dan jangan lupa vaksinasi diri.

Stay safe.

Gue sangat puas mempertemukan Rona dan Aurell di lagu Jangan Ganggu. Ada beberapa komentar yang anggap gue memaksakan mereka masuk dalam lagu ini. Well, kita nggak bisa memuaskan semua orang. Lagu Jangan Ganggu memang jadi unik bersama mereka berdua. Pasti akan ada yang nggak suka. Wajar.
Gue sangat puas mempertemukan Rona dan Aurell di lagu Jangan Ganggu. Ada beberapa komentar yang anggap gue memaksakan mereka masuk dalam lagu ini. Well, kita nggak bisa memuaskan semua orang. Lagu Jangan Ganggu memang jadi unik bersama mereka berdua. Pasti akan ada yang nggak suka. Wajar.

SEBUAH JURNAL TENTANG COVID-19

March 25, 2020 by adin
FrankBlog
corona, covid-19, diary franki, frankblog, virus

Sejarah mungkin akan mencatat tahun 2020 sebagai tahun yang kejam, akibat besarnya angka kematian manusia di seluruh dunia karena serangan wabah COVID-19 (penyakit Koronavirus 2019). Dimulai sejak Desember 2019 di Wuhan, China, virus ini menyebar ke negara-negara tetangganya, hingga akhirnya Indonesia pun nggak luput dari serangannya.

Per 2 Maret 2020 kasus COVID-19 di Indonesia dimulai, dan selanjutnya berkembang pesat. Penduduk Indonesia yang awalnya santai aja sebelum virus ini masuk ke sini – karena nggak menyangka serangannya akan semasif ini – akhirnya ketar-ketir. Kaget, pastinya. Termasuk gue. Sebagian besar panik begitu Presiden Jokowi mengumumkan kalau kasus positif COVID-19 sudah masuk ke Indonesia.

Informasi menyebutkan kalau Koronavirus pada dasarnya virus yang mirip dengan flu pada umumnya, dan bisa mati dengan sering-sering cuci tangan pakai sabun, atau menggunakan hand sanitizer. Penggunaan masker pun sangat disarankan, terutama bagi yang ngerasa kurang sehat. Karena penyebaran Koronavirus ini bisa melalui droplets, yaitu cairan yang dihasilkan dari batuk atau bersin. Dan hebatnya virus ini, ia bisa bertahan lama di benda yang ditungganginya. Nggak pakai lama, segera semua orang menyerbu masker dan hand sanitizer. Membuat dua barang itu susah dicari, dan celakanya, diborong oleh banyak pelaku pasar. Akibatnya harga masker dan hand sanitizer melonjak drastis, di titik yang nggak masuk akal. Kepanikan terjadi. Akhirnya bukan cuma kedua barang itu yang diborong banyak orang. Tapi juga keperluan sehari-hari di swalayan, karena takut akan diberlakukannya lockdown oleh pemerintah. Karena itulah yang terjadi di beberapa negara yang memiliki kasus wabah COVID-19, seperti di China, Filipina, kebanyakan negara di Eropa, dan terakhir yang barusan, Malaysia.

Mirip di film-film bertema epidemik, itulah yang nyata terjadi – nggak cuma di Indonesia, tapi juga di semua negara di seluruh dunia. Sementara di barat, terutama Amerika, yang diborong orang adalah tisu gulung untuk kamar mandi. Gue pribadi kadang ngerasa, sepertinya kepanikan ini terjadi juga – mungkin – karena kebanyakan nonton film bertema epidemik atau apokaliptik. He he. Tapi, ya, manusiawi sih.

Indonesia sendiri sejauh ini nggak memberlakukan lockdown. Tapi pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan social distancing. Jaga jarak antar orang, untuk memotong penularan si virus. Sekolah-sekolah diliburkan, begitu juga sebagian besar kantor. Belajar di rumah, bekerja di rumah. Tagar #dirumahaja mendadak trending. Begitu pula tagar #WorkFromHome (WFH). Kegiatan kumpul-kumpul, acara besar, dan outdoor, juga ibadah keagamaan yang digelar rame-rame, termasuk shalat Jumat, semua ditiadakan dulu.

Apa kabar kegiatan musik? Ya pasti termasuk yang harus ditiadakan dulu dong. Di minggu awal Maret saat Pak Presiden mengumumkan kasus Koronavirus telah masuk ke Indonesia, banyak acara yang mulai dibatalkan. Tiba-tiba banyak teman seprofesi gue (musisi) yang menganggur. Juga teman-teman yang bekerja di event organizer, teman-teman fotografer panggung, dan profesi lain yang berhubungan dengan acara hiburan. Di sisi NAIF, awalnya nggak terlalu pengaruh. Kami, Alhamdulillah, waktu itu masih sempat manggung beberapa kali di awal Maret. Tapi begitu program social distancing dikumandangkan, praktis semua panggung NAIF per Maret sampai Mei 2020 dibatalkan, atau diundur – sampai waktu yang belum tau kapan. He he he. Amsyong.

Apakah social distancing berhasil dilakukan? Awal-awalnya nggak dong! He he.

Orang Indonesia terkenal ndableg (bahasa Jawa, artinya bandel) dan susah diatur. Satu-dua-tiga hari pertama setelah himbauan social distancing, aktivitas publik masih tinggi. Pasar tradisional rame, tempat wisata rame, sampai di gang-gang perkampungan, orang masih banyak yang nongkrong dan berkegiatan seperti biasa. Malah dianggapnya liburan untuk senang-senang. Banyak yang sepertinya ngerasa wabah ini bukan menjadi ancaman. Ada video riset sosial independen yang beredar, menggambarkan situasi “santai” masyarakat kita.

“Nggak takut sama Korona?”, ucap si pelaku riset.

“Nggak,” jawab mas-mas yang ditanya, “Kan hidup-mati kita udah ditentuin Allah. Virus itu kan ciptaan Allah juga.”

Itu salah satu cuplikan aja. Sisanya masih ada beberapa jawaban lain dari masyarakat – kebanyakan lapisan bawah – yang intinya nggak menganggap serius akan wabah ini.

Sementara itu pembatasan armada MRT dan Transjakarta malah membuat atrean panjang, dan moda transportasi pun jadi penuh. Belum lagi pro-kontra mengenai larangan kegiatan keagamaan ini tentu menimbulkan polemik tersendiri, mengingat masyarakat kita sangat sensitif kalau udah ngomongin soal agama.

Social distancing kita bisa dibilang nggak berhasil, di awal periode itu.

Seiring melonjaknya kasus positif COVID-19 di banyak wilayah Jakarta dan beberapa provinsi lain, barulah pemerintah mulai lebih keras. Sepertinya masyarakat kita memang nggak cukup cuma dikasih himbauan aja. Barulah program jaga jarak ini mulai efektif setelah – kurang-lebih – satu minggu.

Tapi kepanikan nggak kunjung reda. Info dari pemerintah yang kurang transparan, pemberitaan dari media yang terkesan menyeramkan, ditambah lagi berbagai broadcast info di layanan aplikasi chat dan media sosial yang rancu apakah itu fakta atau hoaks, semua bikin kebanyakan orang panik. Lagi-lagi, himbauan untuk jangan bepergian ke luar kota Jakarta dan mudik, nggak diindahkan.

Baru aja kemarin asisten rumah tangga (ART) gue pamit mudik. Alasannya, takut. Soalnya banyak “berita” yang ia terima begitu menyeramkan. Semua didapatnya dari kiriman WhatsApp. Selain takut sama virusnya, juga takut kalau semua ini berkepanjangan, mereka nggak akan bisa mudik Lebaran nanti. Padahal udah sering gue dan istri gue kasih ia wawasan tentang Koronavirus. Gimana cara kerja Koronavirus ini, gimana cara menyikapinya, dan lain-lain, termasuk juga jangan panik dan jangan mudik dulu saat ini. Tapi tetap aja ia dan keluarganya nekat mudik. Gue yakin, ini baru satu kasus aja. Pasti banyak orang lain yang seperti mbak ART gue itu.

Guys.

Ini adalah saat yang berat untuk kita semua. Saat bagi kita untuk mengalah oleh alam. Nggak usah kepanjangan mikirin segala tentang teori konspirasi. Kalau pun memang ini semua konspirasi, itu di luar kuasa kita. Gue juga percaya kok, bahwa memang ada segolongan manusia “kuat” yang mengatur tatanan dunia ini. Cuma, ya, mau gimana lagi? Gue hanyalah seorang gue. Kita cuma bisa mendoakan yang terbaik aja, dan memohon Tuhan supaya memberikan cahayanya bagi kita untuk berjalan ke arah yang benar, bertualang mencari arah pulang menuju Dia.

Lihat sisi baiknya. Selama masa lockdown di beberapa negara di dunia ini, dan selama masa social distancing di beberapa negara lainnya, termasuk negara kita; alam kita terasa seperti menyembuhkan diri. Di banyak negara, sungai-sungai dan laut bersih. Di banyak kota besar dalam negeri kita, langit cerah akibat berkurangnya polusi. Siapa tau kita para manusia ini memang saat ini disuruh untuk lebih mikir. Evaluasi diri. Supaya kita bisa lebih menghargai diri kita. Rajin bersih-bersih, he he. Supaya di masa depan nanti kita nggak lagi berlaku zalim kepada alam kita. Kepada makhluk lain ciptaan Tuhan, baik itu sesama manusia, kepada hewan dan juga tumbuhan. Mungkin kehadiran Koronavirus ini menyuruh kita untuk lebih mengingat Sang Pencipta kita. Betapa nggak berdaya dan kecilnya kita di hadapan alam semesta. Apalagi di hadapan-Nya.

Akhir kata.

Tetap jaga kesehatan, guys. Karena itu kunci kita melawan virus ini. Tetap di rumah aja. Jangan keluar rumah kalau nggak terlalu perlu. Kalau memang harus keluar rumah, lakukan prosedur standar internasional untuk pengamanan diri. Pakai masker. Semoga Allah melindungi kita selalu.

© 2017 Franki Indrasmoro All rights reserved