KOMIK SETAN JALANAN: JOSEPHINE ADHIBRATA DAN LATAR BELAKANG PENCIPTAANNYA

Menurut penjelasan gue dan Baja di video ini sudah jelas sekali kalau semua proyek buku komik yang diproduksi FranKKomiK diundur jadwal perilisannya ke tahun 2021. Semua berhubungan dengan pandemic Covid-19 ini, yang hingga kini masih melanda dunia.

Tapi melalui FrankBlog kali ini, gue nggak mau ngomongin soal Covid-19. Kali ini gue mau bicara soal Josephine Adhibrata, salah satu tokoh utama di cerita Setan Jalanan. Untuk elo yang sudah membaca komik Setan Jalanan, cerita yang manapun itu, pasti elo nggak akan menafikan eksistensi dari sosok perempuan ini, yang sering dipanggil Madam Jo oleh Kelana. Karena memang Jo sangat menarik.

Setelah peluncuran trilogi komik Setan Jalanan 2014 silam, banyak pembaca – terutama cowok – yang tertarik dengan Jo. Dan beberapa di antaranya bahkan beraharap ada hubungan khusus antara Kelana dengan Jo. Sampai suatu saat gue sengaja menggambar adegan yang “memancing” (lihat gambar di bawah). He he he. Sekedar untuk memanjakan mata mereka aja.

Josephine Adhibrata adalah perempuan berketurunan Tionghoa. Anak seorang pengusaha raksasa suku cadang motor di Indonesia. Ayahnya tewas dalam sebuah kecelakaan mobil saat Jo berusia 13 tahun. Beranjak remaja, Jo memiliki kecurigaan ayahnya tewas karena dibunuh. Dan benar saja, memang ayah Jo dibunuh (semua bisa kamu baca di trilogi komik Setan Jalanan).

Jo dalam trilogi komik Setan Jalanan berusia 35 tahun. Sementara Kelana – pemuda di balik kostum Setan Jalanan – berusia 23 tahun. Hubungan Jo dan Kelana sangat unik. Pada dasarnya Jo adalah dosen yang mengajar di kampus tempat Kelana berkuliah. Namun sejak Kelana beraksi sebagai Setan Jalanan dan Jo menjadi partnernya, hubungan mereka menjadi lebih dekat dari sekedar dosen dengan muridnya. Bahkan lebih dekat dari partner kerja.
Hubungan asmara? Hmmm. Gue belum tentukan apakah hubungan mereka bakal berkembang ke arah sana sih. Tapi, kita lihat aja nanti.

Pada awal gue kreasikan semesta cerita Setan Jalanan di sekitar tahun 2003 nggak terbersit sama sekali untuk menampilkan karakter perempuan sebagai tandemannya Kelana. Tapi di tengah jalan, pas gue baca draft pertama naskah gue lagi, rasanya agak terlalu umum banget kalau jagoannya Kelana sendirian. Beraksi solo kayak jagoan-jagoan jaman dulu. Serba bisa. Nggak, nggak. Sangat nggak manusiawi, pikir gue saat itu. Jagoan masa kini harus nggak sempurna. Harus memiliki banyak kelemahan. Harus butuh teman. Supaya lebih realistis. Lalu terciptalah Josephine. Yes, langsung gue bikin karakter cewek sebagai pendamping aksi Kelana. Karena dalam pekerjaan, biasanya banyak hal seru yang bisa diangkat dari hubungan cowok dengan cewek ketimbang sesame cowok. Debatnya, ngambeknya, ngomelnya, semua akan lebih seru kalau sosok perempuan yang menjadi partner Kelana.

Jo sengaja gue bikin sebagai karakter yang mandiri, keras, dan berusia cukup matang, untuk mengimbangi darah muda Kelana yang penuh kegalauan dan emosi meluap. Berangkat dari situ, berkembanglah lagi pemikiran, kenapa nggak sekalian gue bikin Jo aja yang memimpinaksi Kelana sebagai Pemotor Misterius ini, ya? Jeng jeeeng!

Buat elo yang belum membaca atau baru mengenal sekilas kisah Setan Jalanan, gue jelaskan sedikit nih. Jadi Jo dalam semesta Setan Jalanan adalah otak sekaligus motor dari aksi Setan Jalanan, sang Pemotor Misterius yang kerap memberangus segala bentuk kriminal di kota Jakarta. Semua berlatar belakang dari dendamnya terhadap pembunuh ayah Jo. Berbekal kekayaan hasil warisan sang ayah, bisnisnya di bidang suku cadang motor, ilmunya dalam dunia teknik mesin motor dan segala hal permotoran, Jo membangun bengkel super canggih di rumahnya, berikut dengan supermoto rakitannya yang nggak kalah canggih, dan kostum keren rancangannya pula bagi si pemotor. Selanjutnya, silakan baca sendiri di komiknya. He he.

JOSEPHINE ADHIBRATA – Kiri ke kanan: versi komik trilogi Setan Jalanan (2014-2016, gambar oleh Haryadhi), versi Film Di Radio Aksi Setan Jalanan (2017, Gen FM Jakarta, diperankan oleh Shareefa Daanish), poster art Film Di Radio Aksi Setan Jalanan (2017, gambar oleh Rudy Ao).

 

Yes. Gue membutuhkan sebuah kekuatan perempuan dalam cerita Setan Jalanan agar bisa mewakili mereka yang memperjuangkan hak perempuan dalam masyarakat. Pesan moral apa lagi yang bisa gue angkat di komik ini? Well, ini mungkin agak klise, tapi gue rasa nggak akan basi. Yaitu rasa toleransi tinggi dalam masyarakat majemuk di negara kita, tanpa mengenal suku, agama, ras dan antar golongan. Maka gue bikinlah tokoh Jo ini seorang perempuan berdarah Tionghoa. Semua gue angkat sesuai realitas yang ada. Supaya kisah Setan Jalanan bisa lebih lekat di pembacanya.

Anyway, karena permasalahan Kelana di trilogy komik Setan Jalanan telah selesai, maka di buku lanjutannya (SJ4) yang saat ini sedang dalam masa produksi, semua adalah tentang Jo. Masa lalu, dendam kesumat, dan perang batin Jo, semua diungkap di sini. Nah, gue mau bilang juga kalau dalam SJ4 ini ceritanya waktu telah berlalu sekitar 3 tahun setelah peristiwa besar yang terjadi di tiga buku sebelumnya. Jadi sosok orang-orangnya pun gue
bikin berubah. Nggak terkecuali Jo.

JOSEPHINE ADHIBRATA – versi SJ4 (“Setan Jalanan: Mencari Keadilan”, gambar oleh Dody Eka).

Menarik, kan? Tunggu perkembangan berita tentang SJ4 di situs dan media sosial FranKKomiK, guys!