Dua Puluh Tiga Tahun NAIF

Dua Puluh Tiga Tahun. Untuk manusia, 23 tahun adalah usia yang masih sangat muda. Di usia segitu kita biasanya baru memasuki tahap kehidupan yang penuh tantangan. Usianya lulus kuliah, nyari lowongan pekerjaan, atau saat di mana kita merencanakan pernikahan – atau bahkan bisa jadi usia menikah. Di usia segitu biasanya sudah mulai harus bisa mengatur keuangan sendiri. Baik itu uang yang disisihkan dari orangtua, atau uang hasil keringat sendiri. Tapi untuk sebuah grup musik, usia 23 tahun bukanlah sekedar angka. Itu adalah bukti sebuah perjuangan. Perjuangan untuk hidup dan menghidupi.

NAIF tepat di tanggal 22 Oktober tahun 2018 ini sudah berusia 23 tahun. Alhamdulillah kami sudah berhasil sejauh ini untuk bermain bersama di dalam satu band. Hidup untuk menghidupi diri kami dan keluarga kami. Gue, Jarwo, David dan Emil… kami masing-masing secara pribadi 100% hidup dari penghasilan NAIF. Dari manggung adalah yang terbesar. Sisanya dari royalti yang kami dapat. Kami menabung, kami menikah dan membangun rumah tangga masing-masing, bisa memenuhi kebutuhan sandang-pangan-papan kami, dan Alhamdulillah bisa juga menghidupi “keluarga besar” kami di Manajemen NAIF & BegundalNAIF Teknisi – semua dari hasil NAIF. Kami bangga akan pencapaian ini. Pencapaian yang dihasilkan dari tenaga, cucuran keringat dan tetesan air mata. Suka dan duka.

Selamat dan turut berbahagia untuk mereka, grup musik yang sudah melewati usia yang lebih panjang, seperti God Bless, Slank, dan Dewa. Semoga NAIF bisa berusia panjang pula.

Tahun ini NAIF nggak ngerayain ultah secara spesial. Kami merasa untuk kali ini sepertinya cukup ngerayain #anNAIFersary23 di rumah masing-masing aja bersama keluarga, setelah tahun lalu kami merayakan 22 tahun NAIF sambil ngeluncurin album 7 Bidadari, disusul jadwal panggung yang super-ketat. Tapi kami mendapat hadiah yang sangat menyenangkan dari seorang kawan lama.

Hasief Ardiasyah, mantan jurnalis Rolling Stone Indonesia, adalah salah satu kawan lama NAIF yang cukup kenal kami dengan baik. Secara pribadi Hasief adalah penikmat musik dan penonton konser sejati. Kerap kali Hasief mengumpulkan setlist (daftar lagu manggung) dari si band yang ia tonton. Setlist NAIF tentunya menjadi salah satu koleksinya.

Adalah tahun 2008 waktu itu, saat NAIF merayakan ultah ke-13. Kami merayakannya 2 kali sekaligus; di GKJ (Gedung Kesenian Jakarta) dalam tajuk A Night At Schouwburg (yang direkam secara live dan dirilis dalam doble CD album di tahun 2009 kemudian), dan di Hard Rock Café Jakarta (HRC JKT). Yang paling istimewa bagi gue adalah di show kedua, yang di HRC JKT. Di konser semi tertutup itu kami menghadirkan penampilan yang benar-benar spesial. Ngebawain 21 nomor NAIF yang nggak pernah/nyaris nggak pernah dibawain di panggung. Beberapa di antaranya adalah lagu-lagu yang unrilised – hingga saat ini. Ha Ha!

Kalau elo noticed waktu tahun lalu di peluncuran album 7 Bidadari kami menyuguhkan penampilan spesial 2 babak konser (babak pertama retrospektif album pertama sampai keenam, dan babak kedua membawakan full album ketujuh), maka sesungguhnya penampilan NAIF di HRC JKT tahun 2008 ini jauh lebih langka. Nggak salah kalau Hasief berkomentar “It was A Hardcore NAIF Fan’s Dream Gig”. He he.

Silakan elo nikmati hadiah spesial dari Hasief ini (via Youtube, audio olny), dan juga beberapa foto yang gue bagi di sini, untuk ikut merasakan perjalanan 23 tahun NAIF bermain bersama di dalam satu band.

Terima kasih atas dukungan KawaNAIF selama ini. Terima kasih buat elo semua.

Cheers!