Cukup banyak momentum yang penting untuk diperingati masyarakat Indonesia di bulan Mei. Ada 2 Mei, Hari Pendidikan Nasional; dan 20 Mei, Hari Kebangkitan Nasional – yang sudah lama dicanangkan pemerintah untuk diperingati seluruh rakyat Indonesia. Dan sejak tahun 1998 kita semua mengenal peristiwa kerusuhan berskala nasional yang terjadi tanggal 12 sampai 15 Mei 1998 – yang populer disebut sebagai Kerusuhan Mei. Lalu disusul peristiwa lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan Republik Indonesia tanggal 21 Mei 1998 yang menandakan berdirinya Era Reformasi.
Delapan belas tahun sudah berlalu sejak Kerusuhan Mei itu, Indonesia saat ini masih merindukan sosok Satria Piningit yang disebut-sebut di dalam Jangka (ramalan) Jayabaya sang raja Kediri tentang sosok yang suatu saat akan memimpin negeri ini (Indonesia) ke sebuah tatanan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Istilah “Notonegoro” yang dianggap sebagai simbol nama orang-orang yang berhasil memimpin Indonesia dipercaya belum mencapai akhirnya. Selama belum mencapai akhirnya, harapan rakyat Indonesia yang meyakini ramalan itu nggak akan sirna.
“Harapan” itulah yang menginspirasi gue untuk menulis cerita komik pendek Semoga Dunia Tidak Hancur Hari Ini, yang beberapa waktu lalu diluncurkan oleh FranKKomiK dan NumboComics secara swadaya. Menginspirasi orang untuk tak berhenti berharap menggapai Indonesia yang lebih baik adalah tujuan utama dari cerita ini.
Bagi gue sendiri, kalau boleh berpendapat – daripada kita hanya sekedar berharap dan mempercayai simbol “Notonegoro” itu, gimana kalau kita juga berusaha untuk me-notonegoro secara swadaya? Dimulai dari diri kita sendiri. Jadikan diri kita lebih baik dan lebih baik lagi. Kalau masing-masing individu di negeri ini sudah mencapai kesadaran untuk menjadi manusia yang lebih baik, dengan seijin Tuhan, alias insya Allah, negeri ini akan tertata baik pula. Mungkin ini makna sejati dari Kebangkitan Nasional itu sendiri. Hijrah, kalau boleh meminjam istilah agama Islam.
Semangat, guys… Semoga Dunia Tidak Hancur Hari Ini.