Setan Jalanan.
Buat lo yang ngikutin timeline gue di media sosial gue, pasti nggak asing lagi sama dua kata yang gue sebut tadi.
Apa yang ada di kepala lo pertama kali saat denger kata “Setan Jalanan”? Motor? Tukang kebut? Pasti itu! Nah, Setan Jalanan yang sering menghiasi timeline gue ini adalah sebuah karakter rekaan gue yang akan dituangkan ke dalam bentuk komik. Lebih ke novel grafis sih. Setan Jalanan gue ini memang naik motor, dan jagoan motor. Bukan sekedar jago ngebut, tapi juga jago berakrobat dengan menggunakan motornya. Tapi Setan Jalanan yang gue bangun ini adalah seorang pemotor yang sebetulnya nggak suka kebut-kebutan, dan cenderung taat peraturan lalu-lintas. Bah, apa pula ini? Masa biker terdengar seperti banci?? Begitu komen elo? Hahaha…
Kelana adalah tokoh utama di komik ini. Setan Jalanan adalah alter ego dirinya saat beraksi membekuk para penjahat di jalanan. Super hero? Nope. Justru Setan Jalanan adalah anti hero. Seorang vigilante. Manusia biasa yang dikasih kelebihan alami untuk jadi jagoan. Sok jago? Main hakim sendiri? Mungkin. Kelana cuma mahasiswa biasa yang punya masalah kompleks dalam hidupnya, yang mengharuskan ia beraksi di balik topeng dan motornya. Kebut-kebutan cuma ia lakoni saat beraksi di balik topengnya atau melakukan pekerjaan sehari-harinya sebagai pemotor Tong Setan di pasar malam.
Berikut di bawah adalah sinopsis singkat Setan Jalanan.
Begitulah sekilas sinopsis Setan Jalanan, proyek komik gue setelah serial KomikNAIF yang udah gue tamatkan beberapa waktu lalu. Secara kalender, komik yang berseri juga ini akan terbit awal tahun 2014, di bawah penerbit Cendana Art Media. Alhamdulillah, baru aja tandatangan kontrak dengan mereka.
Perjalanan Setan Jalanan untuk mencapai posisinya sekarang ini bukan pekerjaan gampang. Bahkan karakter Setan Jalanan udah melekat di kepala gue sejak umur 9 tahun. Dulu di usia itu gue sering nonton serial TV dari rekaman video Beta bokap gue, sebuah film produksi Hanna-Barbera berjudul Skatebirds. Nah, di dalam serial itu ada animasi pendek yang judulnya Wonder Wheels. Petualangan seorang biker yang motornya canggih, bisa berubah bentuk dari motor cupu jadi moge keren saat beraksi ngelawan penjahat.
Biasa, layaknya anak-anak, begitu demen sama sesuatu biasanya dalam permainan selalu memainkan hal yang disuka itu. Kebetulan gue doyan nggambar, dan gue sering nggambar jagoan bermotor itu. Lama-lama – suatu saat – gue nggambar seorang pemotor terus gue kasih teks “Setan Jalanan”. Nggak tau kenapa, tiba-tiba kepikir aja. Gue inget banget, gambarnya gue bikin di atas kertas yang gue sobek dari buku bergaris gue, lalu gue warnai pake pensil warna. Sayang udah nggak ada lagi.
Tahun berlalu, saat SMP ada serial TV lagi jagoan bermotor yang dulu ditayangkan di TVRI Pro 2: Street Hawk. Petualangan seorang pembasmi kejahatan misterius yang mengendarai sebuah motor super. Mirip Knight Rider tapi versi motor. Lagi-lagi gue demen sama film itu. Tapi gue justru nggak inget sama gambar Setan Jalanan yang gue bikin di masa SD dulu itu.
Barulah pas udah dewasa, di saat periode pertama proyek KomikNAIF terhenti – tahun 2005 – gue berpikir untuk mengembangkan Setan Jalanan menjadi sebuah cerita berformat komik. Kegemaran gue. Pada saat itu gue udah sadar diri banget kalo nggak mungkin kerja sendirian. Menulis, menggambar dan mewarnai komik gue sendiri, seperti yang dilakukan oleh komikus-komikus kita di masa lampau. Gue udah sibuk di NAIF saat itu, dan gue juga sadar banget kemampuan menggambar gue kalah jauh dengan komikus-komikus indie yang ada di kita. Haha! Biarlah gue jadi konseptor dan penulis komik aja.
Periode pertama Setan Jalanan dijalani oleh tim yang menurut gue oke banget pada saat itu. Bondan Teguh adalah seorang illustrator handal. Temen kuliah gue di IKJ. Seorang tukang gambar storyboard juga, seprofesi sama gue juga dulu di tahun 1999-2001. Kepiawaiannya menggambar komik dengan gaya realis seperti Don Lawrence (Storm, Trigan) bikin gue naksir berat sama dia untuk nggambar di proyek Setan Jalanan ini. Sedangkan untuk disain motornya gue ajak seorang kawan mahasiswa Disain Produk Trisakti (saat itu) bernama Adi Cahya. Dan jadilah disain karakter Setan Jalanan seperti di bawah ini.
Konsep Setan Jalanan di era awal mirip banget sama Street Hawk. Motor super canggih dan bisa bertransformasi – seperti Wonder Wheels. Yang membedakan, visual Setan Jalanan lebih realis. Di periode ini terlibat juga seorang editor komik yang cukup ternama di bidangnya, kakak kelas gue di IKJ: Uwi Mathovani. Tapi sayangnya karena kesibukan masing-masing dari kami proyek ini terhenti begitu aja di tahun 2006. Sempat mau dilanjutkan di tahun 2007 tapi terhenti lagi.
Barulah di tahun 2008 – saat gue mempresentasikan konsep komik-komik gue ke Kepustakaan Populer Gramedia (KPG, penerbit KomikNAIF) – konsep Setan Jalanan gue angkat lagi. Tapi pada saat itu ternyata KPG lebih memilih KomikNAIF sebagai project komik gue yang mereka terbitkan. Maka terhentilah lagi Setan Jalanan, karena gue juga sejak 2008 menumpahkan konsentrasi penuh di proyek KomikNAIF (Petualangan NAIF Dan Mesin Waktu).
Tahun 2011 adalah sebuah awal baru bagi Setan Jalanan. Di acara launching KomikNAIF seri ketiga hadir Uwi Mathovani. Saat itu beliau sedang bekerja bersama Makko, sebuah penerbit komik online yang sedang naik daun. Om Uwi ngajak gue untuk ngidupin lagi motornya si Setan Jalanan. Tentu aja gue sambut dengan gembira. Selanjutnya, dipertemukanlah gue dengan Makko. Di situ gue berkenalan dengan Sunny Gho, seorang comic artist Indonesia yang cukup dikenal di bisnis komik Amerika; juga dengan seorang editor komik yang unik: Wahyudi Lestadi (Udil). Dari obrolan pertama yang antusias itu, udah nggak perlu dijelaskan lagi kelanjutannya. Tapi semua harus dimulai dengan smooth dan nggak terlalu emosional seperti di masa-masa lalu, begitu pikir gue. Maka, gue mulai membentuk tim baru Setan Jalanan.
Gambar lama dari Bondan sepertinya udah nggak fit untuk di masa kini. So, gue putuskan untuk mendisain ulang karakter-karakter yang ada dalam komik itu. Di segi cerita pun banyak masukan dari Sunny dan Udil yang memperkaya sisi drama Setan Jalanan. Lebih menarik.
Gue hubungi beberapa illustrator handal yang gue taksir, tapi mereka semua ternyata sibuk banget. Makko ngasih gue rekomendasi seorang illustrator. Wisnu, namanya. Gaya gambarnya oke juga, walaupun agak sulit bagi gue untuk move on dari gaya gambarnya Bondan. Gue sebetulnya pengen banget Setan Jalanan ini bergaya gambar realis. Karena komiknya pun gue set se-real mungkin. Kali ini ada yang berbeda di konsep disain Setan Jalanan baru. Motor Setan Jalanan hanya Supermoto biasa dengan sedikit aksesoris pendukung aksinya. Sisanya, semua mengandalkan kemampuan bermotor Kelana, orang di balik topeng Setan Jalanan itu. Sangat jauh dari pengaruh Street Hawk dan Wonder Wheels. Setan Jalanan versi kini jauh lebih biker sejati. Pake helm pula, nggak seperti versi awal. Setan Jalanan versi kini lebih memperhatikan safety riding.
Sayang, lagi-lagi proyek Setan Jalanan nggak berjalan terlalu lancar. Semua terhenti begitu aja di tahun 2012. Lagi-lagi kesibukan yang jadi alasan utama. Wisnu dirasa kurang cocok oleh Makko. Sedangkan Uwi, Sunny dan Udil, semua menghilang satu per satu.
Tapi kali ini mental gue udah lebih siap. Nggak pake lama, gue langsung berpikir taktis. Gue rekrut seorang illustrator lagi. Kini gue ambil dari tim kreatif temen gue, Oktodia Mardoko. Saat itu Odi (panggilan akrab Oktodia) tengah ngejalanin proyek animasi anak-anak bernama Binekon, setelah dia bersama gue sempat mau ngejalanin The New Bonbinben – tapi terhenti.
Haryadhi adalah seorang illustrator komik professional. Bersama Odi, ia membangun Binekon. Jauh sebelumnya gue pun udah kenal Haryadhi. Ia adalah pemenang kontes artwork untuk cover album Science In Music: Album Kompilasi Siaga Bencana – sebuah proyek sosial yang gue produseri di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), tahun 2008 silam. Haryadhi adalah kreator KOSTUM ( Komik Situasi Untuk Umum: https://www.facebook.com/KOSTUMKOMIK ) Singkat cerita, gue cocok nih sama gaya gambarnya Haryadhi, maka berlanjutlah proyek Setan Jalanan.
Setan Jalanan versi Haryadhi jauh lebih sangar secara penampilan fisik. Sayang, gue belum bisa kasih tau bentuknya secara jelas.
Belajar dari pengalaman Bonbinben (2008) bersama Pustaka Lebah, dan KomikNAIF (2010) bersama KPG, gue yang kini mulai tau gimana seluk-beluk bisnis buku di Indonesia, ngerasa sepertinya perlu untuk menyiapkan amunisi dari sisi bisnis untuk Setan Jalanan. So, gue rekrut seorang kawan lama lagi, mantan manajer NAIF, Aria Baja, di bawah company-nya, Lockermedia, untuk mensupport kegiatan promo Setan Jalanan. Bersama Baja pula gue bangun FrankKomik, sebuah studio komik yang memproduksi Setan Jalanan ini, dengan Odi sebagai Art Director dan Haryadhi sebagai illustratornya.
Tadinya FrankKomik memiliki beberapa staff yang udah dibagi-bagi job desc-nya. Tapi sayang, di tengah jalan tim sukses kami dibekukan dulu, karena dirasa masih terlalu dini untuk bekerja dengan banyak kepala saat sekarang ini. Odi pun harus berkonsentrasi penuh di Binekon, yang baru aja pecah kongsi bersama Haryadhi. Sementara, Haryadhi tetep jalan bareng gue di Setan Jalanan.
Dan, di bulan Oktober 2013 ini, resmilah tim Setan Jalanan yang solid – semoga akan solid terus – di bawah naungan FrankKomik dan Cendana Art Media.
Mungkin elo sempat bertanya-tanya, ini ngapain sih Pepeng NAIF rajin bener bikin komik? Emangnya dari nge-band kagak cukup sibuk apa??… Yes, memang gue di musik udah punya NAIF sebagai band utama gue yang banyek menghidupi gue dan keluarga gue, juga gue punya RAKSASA yang bisa gue jadikan proyek idealis di musik (karena memang musik RAKSASA jauh lebih nggak simple seperti NAIF)… Tapi, FYI, gue menemukan bahwa passion gue sebetulnya ada di dunia tulis-menulis. Menulis apa? Menulis komik. Jadi gue sekarang adalah penulis? Atau komikus? Entahlah. Gue cuma tau gue suka nulis cerita, dan gue suka banget sama komik. Plus, gue pengen banget turut serta berkontribusi memajukan komik Indonesia. So, jadilah ini. Dan kebetulan, entah kenapa, Setan Jalanan jadi kayak semacam obsesi bagi gue untuk berkipah di dunia yang kebetulan belum menjadi idola di industri buku di Indonesia… Komik.
Bismillah.
Jakarta, 16 Oktober 2013
Setan Jalanan
Facebook: https://www.facebook.com/setanjalanan2012
Twitter: https://twitter.com/SetanJalanan_ID
Setan Jalanan Teaser (2012, belum ter-update):
http://www.youtube.com/watch?v=FrmS3ewK6q0