KISAH PERDAMAIAN GUE DENGAN CAJON

Cajon…

Gue pernah bilang di timeline twitter gue kalo nggak mau mainin alat perkusi ini. Statement gue itu cukup mengundang banyak komentar, dari para KawaNAIF, teman-teman drummer, dan juga yang lain-lain.

O ya. Gue kasih penjelasan dulu tentang cajon ini deh. Cajon (baca: kahon) adalah alat musik perkusi berbentuk (umumnya) kubus persegi panjang dengan enam sisi, dan berlubang di bagian belakangnya. Terbuat dari kayu dan isinya diperlengkapi dengan snappy snare wire (biasa dipasang untuk snare drum).

Kenapa gue nggak mau mainin cajon yang berasal dari Peru ini? Bukan karena nggak suka atau apa. Pertama kali gue kenal cajon ini (sekitar tahun 2007) justru pengen banget punya dan tertarik untuk gue mainin saat perform akustikan. Tapi, karena memang cuma sekedar kepengen aja (belum tergerak untuk punya) ya gue cuekin aja si cajon. Lama kelamaan kok pemakai alat musik kayu dipukul-pukul ini makin banyak, dan semakin banyak lagi. Sehingga menurut gue bikin malas perkusionis (terutama drummer) untuk kreatif saat tampil akustikan. Yang biasanya dulu kami para drummer dituntut untuk kreatif dalam memikirkan konsep penampilan akustik, jadi lebih punya jawaban untuk mempermudah semuanya.

So, semua band kalo mau manggung tapi nggak ribet sama drum, pake aja cajon. Itu yang timbul di benak banyak orang, menurut pengamatan gue. Jadilah gue skeptik dengan cajon – di Indonesia.

Naaaahhh… Suatu hari datang juga saatnya gue harus berhadapan dengan cajon! Waktu itu manajemen NAIF menerima tawaran main di acara Indonesia International Motor Show, di JI-Expo Kemayoran, Jakarta. Pak Winjaya, selaku manajer band NAIF, bilang ke gue, “Di acara ini NAIF akan tampil akustik. Tapi akustikan yang satu ini nggak kayak biasanya.”

Wow.. Kenapa nih? Begitu pikir gue. Oow, ternyata akustikannya bener-bener nggak boleh berisik. Dengan adanya instrumen drums, akan jadi keras banget suara yang ditimbulkan, dan dikuatirkan akan mengganggu suasana pameran otomotif itu. Bahkan si penyelenggara menyediakan Satpam Audio. Wow, apa pula itu? Ya, mereka ditugaskan untuk mengamankan kegaduhan suara. Diperlengkapi pula dengan alat sensor suara. Hehehe… Penting banget kayaknya. Tapi oke, alasannya bisa gue terima. Apa yang sulit diterima gue? Yang sulit gue terima adalah pada saat Win bilang, “elo dibeliin cajon aja deh ya?”

Naaahhh!!!! Gue musti narik ludah sendiri nih kayaknya! Hahahaa. Well, kadang idealisme harus kita kompromikan dengan keadaan, demi kebaikan semua. Dan gue turunkanlah ego gue dengan bersedia mainin cajon. Dengan syarat: kasih gue waktu untuk belajar.

Selama sekitar 3 hari gue dikasih pinjam cajon milik salah satu kru Begundal NAIF, dan gue pergunakan waktu itu sebaik mungkin. Satu kali nggak ngerasa bisa main, dua kali udah bisa mulai bisa, tiga kali berusaha untuk nyaman mainnya. Tapi ternyata sampai H min 1 tampil di acara itu, gue belum juga nemuin kenyamanan dalam memainkan cajon.

Rasa kuatir gue nggak bisa tampil baik mulai muncul. Memang, dalam sepanjang karir NAIF – jujur – belum pernah gue akui NAIF bermain secara sempurna. Dan, memang nggak ada yang sempurna di dunia ini. Tapi, tetep aja, kita harus semaksimal mungkin tampil sempurna, bukan? Itu bagian dari tanggung jawab seorang performer.

Curhatlah gue dengan Road Manager gue, mas Raindy. Akhirnya gue putuskan untuk memberi sedikit aksesoris di sekitar percussion set gue. Gue pasang snare drum dengan hot rod sticks dan brush sticks, gue pasang juga tamborine dengan standnya, lalu ada juga shaker dan cabassa. Semua itu gue pergunakan sebagai elemen tambahan permainan cajon gue, juga untuk variasi dalam beberapa lagu. So, untuk meminimalisasi rasa nggak nyaman gue dengan cajon, gue memerlukan itu semua.

Jadilah, gue bersama cajon, ditambah aksesoris tadi. Alhamdulillah, gue berhasil memainkan semua lagu NAIF yang disuguhkan ke penonton dengan cukup sempurna. Ada sedikit kesalahan dalam permainan, itu wajar. Yang penting nggak merusak beat yang gue mainin.

Next time ada akustikan lagi, kemungknan besar set seperti inilah yang akan gue pake. Seminim mungkin menggunakan cajon doang. Well, cajon, mari kita berdamai.

Pepeng NAIF dengan Cajon di IIMS 2013

Berita tentang pertunjukan NAIF dengan gue bemain cajon bisa diintip di:
http://www.naifband.com/baca-warta/1180/liputan-dari-jiexpo-kemayoran/