Wow… Hari Ibu pertama tanpa kehadiran mama gue tersayang. Eh, tunggu dulu… “tanpa kehadiran”..? Memangnya selama mama hidup, elo sering ngucapin “selamat hari ibu” ke mama lo, Peng? Memangnya selama mama masih bernafas, elo sering menghabiskan waktu lo sama mama lo?
Hmm, pikiran itu berkecamuk di dalam kepala gue semalaman. Ya, memang betapa merasa bersalahnya gue kalo inget selama mama gue tersayang sehat, gue malah memilih banyak bermain di luar sama temen-temen gue. Betapa bersalahnya gue saat inget waktu jaman SMP-SMA dulu gue banyak membantah perintah dan larangan beliau, sehingga nggak jarang gue bikin mama gue menangis. Betapa bersalahnya gue kalo inget sewaktu beliau semakin tua dan butuh banyak perhatian dari gue (sebagai anak terakhir dan laki-laki satu-satunya), tapi gue malah disibukkan sama berbagai pekerjaan gue.
Yes… Sesal. Udah jadi kodratnya bahwa manusia itu adalah makhluk yang merugi. Manusia itu penuh penyesalan. Dan – seperti kita semua tau – menyesal itu sama sekali nggak menolong. Kita malah cuma jadi makhluk cengeng aja. Manusia nggak akan merugi kalo dia mengerti apa yang harus dilakukannya di dunia ini. Bagaimana dia memanfaatkan waktu yang diberikan. Yang penting adalah gimana kita memperbaiki kesalahan kita dan kekurangan kita. Dalam hal ini, yang bisa gue lakukan sekarang adalah jadi orang yang baik menurut kepercayaan gue, dan banyak berdoa untuk almarhumah mama gue. Hanya doa yang beliau butuhkan dari anak-anaknya, termasuk gue. Semoga doa gue terkabul. Amin.
Selamat Hari Ibu untuk semua perempuan yang merasa sudah menjadi ibu-ibu. Tersenyumlah dan berbahagialah, anda menjadi tamu kehormatan dunia hari ini.
Gue sama Mama, saat ultah gue ke 7 tahun (kalo gak salah).
13/01/2005, saat kelahiran Lumina, anak gue tersayang.
04/03/2010
17:00 WIB, saat Mama lagi sakit. Sebulan kemudian beliau wafat.
12/04/2010
Di pusara Mama tercinta. Prosesi pemakaman telah selesai.
Selamat tinggal, Mama. Doa kami menyertaimu. Semoga Mama diberi tempat yang baik di sisi-Nya, bersama orang-orang yang baik pula. Amin.
Photo by: Rikiblek.