Gue dan Mama (alm) 22 April 2012
Beberapa waktu lalu (tepatnya Jumat, 13/4/2012) ada seorang temen gue yang baru aja ditinggal wafat bokapnya. Sebetulnya udah sejak sebulan terakhir bokap temen gue memang udah terbaring di rumah sakit, koma. Diduga karena stroke. Gue pun – seperti biasa, sifat jelek gue – sempat menjanjikan untuk jenguk, tapi selalu dikalahkan sama ke-sok sibukan gue. Akhirnya gue baru sempat jenguk saat beliau udah meninggal.
Beberapa waktu lalu juga gue juga sempat mikir, betapa cepatnya waktu berjalan. Saat itu gue lagi memperhatikan Mina – anak gue – yang lagi asik main sendirian. Wah, udah besar ya anakku, begitu pikir gue. Berapa banyak waktu yang udah gue maksimalkan bersama dia? Berapa banyak waktu yang udah gue lewatkan? Karena, sekali kita udah melewatkan waktu,nggak akan bisa kita kejar lagi.
Ngomong-ngomong soal cepatnya waktu berlalu, gue baru inget juga kalo ternyata sudah genap dua tahun gue ditinggal mama gue tersayang, ke tempat peristirahatannya. Ya, tanggal 12 April kemarin adalah 2 tahun mama gue meninggal. Semoga jiwanya tenang di alamnya sekarang (aamiin).
Tulisan gue kali ini sepertinya sangat personal. Personal ngomongin tentang kehidupan pribadi gue, dan secara personal gue mengingatkan ke elo – yang baca tulisan gue ini, termasuk diri gue sendiri – bahwa intinya di sini adalah: jangan menunda-nunda waktu kita, karena kita nggak akan tau apa yang ada di depan kita. Kita nggak akan pernah tau kapan jiwa ini masih ada di tubuh kita, kita nggak akan pernah menyangka orang yang kita sayangi akan pergi dari kita secepat itu, dan banyak hal lain yang nggak terpikirkan oleh kita itu bisa aja terjadi.
Hidup itu penuh kejutan, Kawan.
Jakarta, 23 April 2012