The Journey To “AKSI SETAN JALANAN” [2]

Kenapa drama radio? Well… Kenapa nggak? Hehehe. Jujur, gue nggak tau kenapa. Gue waktu itu cuma berpikir kalau setelah trilogi komiknya selesai, kayaknya lucu juga kalau ceritanya diangkat ke drama radio. Sesimpel itu. Lagian, gue pikir, saat ini sepertinya baru drama radio aja yang gue mampu kerjakan. Bikin animasi atau movie mungkin masih terlalu muluk untuk dijalankan. Gue, sebagai orang yang udah cukup lama terjun di musik, memiliki hubungan yang cukup mesra dengan media, terutama radio. Jadi, gue rasa nggak ada salahnya nyoba dekati mereka. Apalagi, menurut sejarah komik di Amerika, banyak karakter-karater komik di sana yang di masa awalnya juga menggauli media radio untuk memperkenalkan diri ke publik saat itu. Di Indonesia sendiri, drama radio punya banyak fans di era 1980an dan 1990an.

Lalu, setelah gue diskusikan ke mas Baja (co-founder FranKKomiK), walau awalnya dia agak heran juga, akhirnya dia setuju. Kami berdua sepakat untuk memproduksi drama radio.

Pertanyaan berikutnya: radio apa? Yang terbersit dari Baja pertama kali saat itu adalah Gen FM. Ternyata – gue baru tau juga – sejak beberapa tahun terakhir, radio yang berbasis di Jakarta yang gelombangnya 98,7 FM itu sudah memulai upayanya ngebikin hits lagi drama radio. Wah, suatu kebetulan! Akhirnya kami langsung presentasikan ide ini ke pihak Gen FM. Saat itu kalau nggak salah sekitar bulan Desember 2016. Gayung bersambut, man! Alhamdulillah.

Setelah beberapa kali meeting, baik di dunia nyata maupun maya, akhirnya drama radio Setan Jalanan mulai diproduksi. Sempat ada sedikit wacana untuk mengganti judulnya, karena kata “Setan Jalanan” agak berkonotasi negatif. Lagu lama. Hal ini sempat pula gue alami saat pertama kali mempresentasikan komik Setan Jalanan ke beberapa penerbit. Akhirnya diputuskan judulnya “Aksi Setan Jalanan”, biar lebih halus dan representatif untuk umum. Nggak masalah.

Yang gue nggak sangka saat itu adalah, ternyata dari pihak Gen FM berniat membuat proyek drama radio ini super-serius. Nggak tanggung-tanggung, mereka mengajak nama-nama besar untuk dijadikan pemain – atau lebih tepatnya: pengisi suara. Disebutkanlah beberapa nama yang cukup bikin gue tercengang. Setelah gue timbang-timbang, disesuaikan dengan karakter yang ada di komik, akhirnya terpilihlah Deva Mahenra sebagai Kelana/Setan Jalanan, Shareefa Daanish sebagai Madam Jo, dan Abimana Aryasatya sebagai Inspektur Surya. Pemeran Jarot saat itu belum ditemukan yang pas.

Sambil produksi berjalan, sambil dicari pula pengisi suara Jarot. Sementara itu, gue secara nggak sengaja papasan sama Ifa Fachir, ex-keyboardist Maliq & D’Essentials, di sebuah mal di bilangan Jakarta Selatan. Kami ngobrol sebentar. Ifa mengungkapkan keinginannya untuk melebarkan positioningnya di music entertainment. Nggak hanya sebagai musisi di panggung atau produser musik; tapi juga ke divisi musik di film dan drama musikal panggung. Dan, tanpa pikir lama, langsung gue tawarkan posisi ke Ifa sebagai penata musik di drama radio Aksi Setan Jalanan. Tentunya dengan seijin pihak Gen FM. Dan, bergabunglah Ifa di proyek ini.

Bersama Ifa, hadir Barry Maheswara, menggarap scoring drama radio ini. Film Di Radio (FDR), kalau Gen FM bilang. Ya, FDR adalah istilah untuk drama radio di Gen FM. Menurut Direktur Utama Gen FM, om Adri Syarkawie, ada perbedaan antara FDR dengan drama radio biasa. Dalam FDR, pendekatan storytelling yang diterapkan lebih merujuk ke film layar lebar. Tanpa ada narasi yang ngejelasin situasi, seperti layaknya drama radio. Gue juga baru ngerti pas preskon waktu itu. Hehe.

Masih bicara soal divisi musik, disiapkan dua buah lagu untuk soundtrack FDR ASJ ini. Memang sengaja treatmentnya seperti film kartun Jepang atau anime. Ada satu lagu yang bertempo medium atau cepat di intro, dan satu lagu bertempo lambat di outro. Semua dinyanyiin langsung oleh Deva Mahenra. Yang mid-tempo judulnya Rasa Yang Tersembunyi (Deva featuring Sivia Azizah), dan yang low-tempo judulnya Berkelana (Deva). Kedua lagu itu ditulis nada dan musiknya oleh Ifa, sedangkan lirik ditulis oleh Ndit Naratama. Berkelana selalu ada di tiap episode sejak awal sampai akhir, sedangkan Rasa Yang Tersembunyi baru nongol di episode pertengahan. Sementara itu, di intro episode pertama sampai pertengahan, dipasang lagu Setan Jalanan milik RAKSASA, band rock yang gue juga ada di dalamnya. Lagu yang sudah sejak debut komiknya dirilis sudah menjadi soundtrack dari komik Setan Jalanan.

Masih banyak yang mau gue ceritain nih. Tapi, ntar aja dilanjut lagi ceritanya, guys!

Video musik Setan Jalanan milik RAKSASA (2014).

Video lirik Berkelana (OST FDR Aksi Setan Jalanan) yang dinyanyikan Deva Mahenra. Musik oleh Ifa Fachir, lirik oleh Ndit Naratama.