Saat ini gue dan FranKKomiK sedang ngerjain dua proyek komik penting untuk periode tahun 2019-2020. Yang pertama adalah Geng Bedug, dan yang kedua – tentu saja, my baby – Setan Jalanan.
Seperti mungkin sebagian dari elo udah pada tau, gue dan Baja – partner gue di FranKKomiK – sejak tahun 2016 lalu ngebangun karakter komik yang judulnya Geng Bedug. Komik anak yang nyeritain pengalaman ringan tiga anak kota perbatasan Jakarta Barat dengan Tangerang Selatan: Abduh, Soleh, dan Aira; dan memulai debut mereka sebagai komik strip di harian Republika edisi Ramadan tahun 2016. Singkat cerita, Geng Bedug yang komiknya digambar oleh mas Doni Kudjo (komikus asal Semarang) ini akhirnya dibukukan pada tahun 2017, dan di tahun 2019 ini insya Allah akan dirilis lagi buku keduanya. Masih digambar oleh Doni Kudjo dan gue yang menulis cerita-ceritanya, tadinya Geng Bedug jilid 2 mau diluncurkan saat Islamic Book Fair bulan Maret. Tapi sepertinya belum akan sempat. Jadi mungkin akan mundur ke bulan-bulan berikutnya.
Nah, kalo soal Setan Jalanan… Sebetulnya ada banyak ide yang gue belum sempat realisasikan untuk Setan Jalanan ini. Yang pasti, pasca dirilisnya komik pendek Setan Jalanan & Sabit Liar karya komikus asal Yogyakarta, Ajon Purwo Hanggoro, di akhir 2018 lalu, gue masih terus nyari kolaborator lain – entah itu penulis komik atau illustrator – untuk menggarap cerita pendek Setan Jalanan. Tapi di sisi lain, gue pikir sudah saatnya untuk meneruskan kisah trilogi Setan Jalanan yang lalu – terbitan Cendana Art Media tahun 2014-2016.
Kisah lanjutan trilogi Setan Jalanan lebih gue fokuskan ke masalah Josephine Adhibrata (Jo), yang memang sebetulnya belum selesai. Sedikit info untuk elo yang belum pernah baca komik Setan Jalanan, Jo adalah karakter utama di komik trilogi Setan Jalanan – selain dari karakter Kelana Perwiro, sosok di balik topeng Setan Jalanan. Sebetulnya Jo ini adalah orang yang paling bertanggung jawab atas munculnya Pemotor Misterius yang memberangus para penjahat jalanan di kota Jakarta. Karena dendam masa lalu yang menguasai jiwanya, membuat Jo berkeinginan besar menghadirkan seorang pahlawan di kota Jakarta yang ia anggap udah korup banget ini. Nah, di kisah lanjutan trilogi Setan Jalanan, akan ada banyak bermunculan pahlawan pembasmi kejahatan di berbagai penjuru daerah selain Jakarta. Rupanya hadirnya Setan Jalanan menginspirasi banyak pihak untuk berani unjuk diri membela kaum lemah yang tertindas. Di mana saja wilayah itu, nanti gue kabari lagi kalau proyek ini mulai jelas.
Jadi sekarang proyeknya belum jelas? Sebetulnya sudah setengah jalan. Cerita yang gue susun sudah terangkai dengan apik di tangan penulis handal, Rama Reksoprodjo (Volt, Volt X Setan Jalanan); dan saat ini proyek berjalannya sedang berada di tangan sang illustrator, Dody Eka (Volt, Valentine). Yang belum terjawab adalah soal penerbitannya. Sampai saat ini gue dan Baja masih terus nyari penerbit yang pas untuk Setan Jalanan. Kalau ada yang berminat kerjasama penerbitan, atau punya info penerbit yang cocok untuk Setan Jalanan, please email us ([email protected]). Terima kasih sebelumnya.
Episode lanjutan trilogi Setan Jalanan yang judul sementaranya Mencari Keadilan ini menurut rencana akan diterbitkan tahun 2020 – insya Allah. Sementara itu, masih soal Setan Jalanan, sedang diwacanakan sebuah lintas media lagi nih, setelah 2017 lalu kami bareng sama Gen FM Jakarta bikin drama radio Aksi Setan Jalanan. Bismillah, kita lihat aja nanti perkembangan selanjutnya.