Indonesia Arts Festival 2014

Waktu itu gue di Twitter pernah bilang bahwa negara Indonesia itu penuh dengan seniman yang super kreatif.

Well, saat NAIF manggung di acara Indonesia Arts Festival (ARTE 2014) di Assembly Hall JCC tanggal 15 Maret lalu, sebelum on stage gue sempatkan untuk ngider liat-liat pamerannya, dan gue temukan bahwa kalimat di status Twitter gue tadi terbukti benar. Karya-karya yang dipamerin di ARTE 2014 keren semua!

Berikut 7 karya seni yang gue suka di ARTE 2014, beserta nama senimannya.


“Tempo”, karya Iman Fattah, partner gue di RAKSASA. Gue suka dengan display dari pameran dia ini.
Musik yang Iman bikin mewakili Iman Fattah yang gue kenal: Experimental Guy.


“Menikmati Lubang”, karya Marishka Soekarna.
Manusia itu pada dasarnya keppo. Mau tau aja. Suka ngintip. 🙂
Memang lubang itu kalo dinikmati dengan benar, akan terasa sensasinya.


“300 Keys”, karya Tisa Granicia.
Yang gue suka dari karya ini adalah komposisinya. Penuh keteraturan. Dan kalo diliat dari jarak agak jauh dengan pencahayaan yang dramatis seperti di foto ini, mengingatkan gue ke karya sastra Cina yang terbentang di kain besar.


“Time To Time”, karya Sinthia Nastisia.
Sederhana, romantis. Itu yang gue suka dari karya cat air konvensional ini.


“Cybirth”, karya Ricky “Babay” Janitra.
Karya yang cerdas. Memanfaatkan kamera dan layar, dengan komposisi yang teratur. Cerdas, menurut gue.


“Komikazer”, karya Azer.
Selama gue muter-muter di arena pameran, karya ini yang paling laku diliat orang. Karena memang kartunnya bagus, lucu, dengan pesan yang mudah diterima.


“Raped Island”, karya I Made Muliana “Bayak”.
Pesan yang terkandung di dalam karya ini dalem banget.