Andai Kita Mau Berpikir

“Perang paling berat adalah perang melawan diri sendiri.”
[Muhammad s.a.w.]

Setiap perang melawan diri sendiri selalu ada intervensi dari pihak luar. Siapakah “pihak luar” itu?

Adam a.s. memakan buah terlarang di surga atas bisikan Iblis. Kita berbuat sesuatu yang dianggap dosa karena ada dorongan ke dalam nurani kita, yang dikenal orang sebagai energi negatif.

Melalui sejarah, kita mengenal bahwa bangsa kita paling mudah dipecah melalui sebuah hasutan. Masih ingat politik Divide Et Impera milik Belanda? Sebuah strategi politik yang bertujuan memecah belah persatuan kita, yang ternyata sudah dikenal sejak jaman pertengahan dulu. Diperkenalkan oleh bangsa Romawi. Divide and rule… Memecah dan menguasai.

Sejarah membuktikan bahwa politik pecah belah adalah strategi paling jitu dalam menghancurkan sebuah bangsa.

Mengerti yang gue coba sampaikan di sini?

Belakangan kita lihat di mana-mana, baik itu melalui sosial media maupun berita-berita di berbagai media, masyarakat kita saling berperang satu sama lain, membela apa yang mereka anggap penting bagi negara ini, sehingga melupakan unsur terpenting bagi berdiri kokohnya sebuah negara… Persatuan.

Ketahuilah, Kawan. Sejak manusia diciptakan, nggak ada yang namanya perang melawan diri-sendiri kalau nggak ada intervensi dari pihak luar. Ingatlah kisah Adam dan Iblis.

Perang itu mengerikan. Tapi perang saudara (baca: Perang Melawan Diri Sendiri) sungguh lebih mengerikan.

“Berdamailah dengan diri sendiri, maka kita akan tenang.”
Familiar dengan quote itu? Gue sendiri kurang tau siapa awalnya yang mencetuskan kalimat ngetop itu. Tapi gue tau, semua agama mengajarkan kedamaian. Dunia yang damai dimulai dari negara-negara yang cinta damai. Negara yang damai dimulai dari masyarakat yang cinta damai. Masyarakat yang damai dimulai dari persaudaraan dan individu yang cinta damai.

Andai kita mau berpikir lebih dalam.

Salam persaudaraan, salam persatuan. Hati-hati di jalan, karena kita selalu diintai Setan.