Logo the Time Travellers

THE TIME TRAVELLERS 2009-2010

Nama Rio Dalimonthee mungkin tidak terlalu populer di dunia musik. Namun Rio merupakan salah satu pelaku sejarah musik kita. Beliau adalah salah seorang personil The Timebreakers, sebuah band asal Den Haag – Belanda, yang pernah terkenal di negaranya, dan di era ‘60an. Siapa sangka, pada masa itu, di negara yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 abad itu banyak terdapat band Rock N’ Roll yang personilnya rata-rata terdiri atas orang-orang Indonesia. Dan peruntungan mereka bagus di sana. Salah satu dari band-band tersebut adalah The Timebreakers ini.

Genre musik mereka dinamakan Indorock, sebuah musik berakar Rock N’ Roll yang dipadukan dengan permainan gitar ala Keroncong yang dibawa Portugis ke Indonesia, digabung dengan unsur Country dan Hawaiian. Setelah Indonesia merdeka fisik pada tahun 1945, para kompeni pulang ke negara asalnya, diboncengi oleh serombongan imigran Indonesia. Dari situlah gerakan Indorock bermula. Sebuah musik unik yang mulai tumbuh sekitar tahun 1950-an di daratan Belanda, Eropa, dan kemudian mendunia.

The Timebreakers adalah band mantan salah satu personil The Tielman Brothers (yang sering disebut sebagai dedengkot Indorock): Alfons Faverey dan Franky Luyten. Awalnya band ini bernama The Four Beat Breakers. Sejak berdirinya di tahun 1964 hingga 1977, The Timebreakers telah mengalami beberapa kali pergantian personil. Formasi akhir mereka (1974-1977) terdiri atas Alfons Faverey (gitar), Rio Dalimonthee (gitar), Friedel Kuhnke (organ), Sam “José” Faverey (bass), Radja Dalimonthee (drum).

Tahun demi tahun berlalu, Rio sang gitaris pulang ke tanah air di awal Millenium kedua ini. Di usianya yang bisa dibilang cukup matang sekali itu, ternyata Rio masih menyimpan sebuah keinginan besar untuk mengangkat kembali Indorock yang telah sangat dilupakan dunia, termasuk di negara asalnya sendiri, Indonesia. Ia berniat untuk mendirikan sebuah band regenerasi Indorock di Indonesia, lengkap dengan ciri khas aksi panggung band-band Indorock terdahulu yang terkenal fantastis.

Bersama pemain bass SORE/G Pluck Beatles, Awan Garnida – yang sangat mendukung keinginan Rio – di tahun 2009 mereka bersatu untuk menunaikan tujuan itu, dan mulai melengkapi personil band impian mereka ini. Adli (Antri Band, vokal-gitar) bergabung pertama kali sebagai gitaris. Saat itu mereka belum menemukan drummer dan gitaris ritem. Barulah di awal 2010 Awan mengajak Franki “Pepeng” Indrasmoro (NAIF/RAKSASA, drum) dan Agus Budhy Prasetyo (session player, gitar), disusul kehadiran Yossi (session player, gitar) yang memperkaya suara gitar dalam band yang kemudian diberi nama THE TIME TRAVELLERS ini.

Hari Jumat, 7 Mei 2010, MU Cafe, Thamrin – Jakarta, menjadi saksi penampilan perdana THE TIME TRAVELLERS. Aksi panggung mereka cukup memukau penonton yang hadir dalam acara yang dibintangi G Pluck itu. Dengan menampilkan nomor-nomor anthem Indorock seperti The Java Guitar dan Black Eyes, ditambah beberapa lagu lainnya seperti La Bamba, Heartbreak Hotel, 18th Century, dan Shake Baby Shake, THE TIME TRAVELLERS benar-benar mampu meramaikan suasana. Memang belum sefantastis penampilan para pendahulunya, namun untuk sebuah awal, aksi THE TIME TRAVELLERS cukup luar biasa. Setelah itu THE TIME TRAVELLERS semakin dikenal orang, dan mereka pun semakin sering tampil di panggung.

THE TIME TRAVELLERS 2011

Tahun 2011 awal, Rio Dalimonthee mengundurkan diri sebagai personil tetap THE TIME TRAVELLERS. Posisinya digantikan oleh dua orang gitaris sekaligus, Wildan Rahman dan Juliansya Viggaro/Ian (That’s Rockafeller). Kemudian Adli – yang semakin sibuk dengan bisnisnya di luar band – secara perlahan menjadi anggota tidak aktif THE TIME TRAVELLERS. Namun bukan berarti THE TIME TRAVELLERS tidak dapat ber-jamming bersama mereka. Kolaborasi tetap dapat terjadi, tentunya. Karena THE TIME TRAVELLERS adalah sebuah workshop band, bukan hanya sekedar band.

Pada perjalanan berikutnya di tahun 2011, posisi Awan sebagai pemain bass digantikan oleh Arfan Apoy (The Adams/Karon N’ Roll). Awan kini hanya berposisi sebagai the leader of the band, sekaligus (kadang-kadang) sebagai featured vocalist.

Formasi THE TIME TRAVELLERS 2011 adalah formasi yang solid. Orang-orang mulai memperhatikan mereka. Itu karena keunikan musik mereka di antara sekian banyak jenis musik yang ada di masa kini. THE TIME TRAVELLERS cukup berhasil menancapkan bendera Indorock di era millenium. Misi mereka untuk mengembalikan Indorock ke posisinya semula mulai menemukan titik cerah. Berbagai panggung mereka isi, dan selalu berhasil menarik perhatian orang. Bahkan THE TIME TRAVELLERS mulai mendapat sorotan media-media dan para promotor acara.

THE TIME TRAVELLERS 2012

Tanggal 26 Januari 2012, berdasarkan kesepakatan bersama antara para personil band dan manajemen, THE TIME TRAVELLERS resmi membubarkan diri. Apakah gerakan pelestarian Indorock terhenti? Tidak. Beberapa personil THE TIME TRAVELLERS tetap meneruskan gerakannya melalui sebuah band yang bernama NEO INDOROCK. Tanpa Pepeng, Apoy dan Wildan.

Twitter : @Time_Travellers

Band The Time Travellers

Band The Time Travellers

The Time Travellers di MU Cafe Sarinah Jakarta,2010