FRANKKOMIK: REVIEW LAIN TENTANG SETAN JALANAN #1

Berikut adalah review Setan Jalanan #1 dari Harold, seorang pembaca komik Indonesia.

[FK]

Ketika melihat Setan Jalanan hal pertama yang menarik perhatianku adalah covernya. Rasanya seperti ada ‘sesuatu’ yang tidak dapat dijelaskan. Dapat disimpulkan bahwa ‘isi’ ilustrasi dari apa yang ditampilkan ini lebih dari sekedar cover.

Lalu, membaca komik ini seperti membaca komik dari luar punya tapi dengan cita rasa khas Indonesia. Yup. Melihat latar dari kota-kota yang diambil itu Indonesia banget. Dan jarang-jarang lho ada yang menyebut orek tempe, sayur nangka plus sambal terasi sebagai menu makan hihihi. Begitu pula dengan kehadiran becak, grobak mie ayam, stand yang biasa jual kaset bajakan hehe.

Untuk kualitas gambar sudah tidak perlu diragukan lagi. Keren dan memanjakan mata. Aku terkesima dengan detail-detail yang dipaparkan dalam komik ini, baik gambar secara individual (seperti atribut polisi) maupun secara keseluruhan (situasi jalanan, adegan pertarungan), belum lagi ketika melihat ekspresi wajah orang-orang yang dapet banget. Pada halaman 74 tulisan B377ER pada plat motor Kelana memberikan penjelasan tambahan yang tidak perlu lagi disebutkan.

Rasanya puas.

Ada hal yang cukup mengganggu bagiku sih meskipun tidak begitu penting. Salah satunya ada bagian-bagian gambar yang terasa kurang optimal tapi itu tidak mempengaruhiku dalam menikmati cerita. Mungkin itu karena aku terlalu terpaku dengan kekonsistenan, hehehe.

Dari segi penceritaan aku menikmati alurnya. Penceritaan dengan flashback menurutku adalah ide yang menarik, jadi setidaknya nggak usah nebak-nebak kelamaan ada apa, apalagi ini rencananya dikemas dalam 3 volume.

Masih ada banyak hal yang membuatku penasaran dan banyak hal yang belum terungkap. Semoga saja ketika kesananya, nggak spontan berkata “tuh khan sesuai dugaan”, berharap akan sesuatu yang mengejutkan. Kalau bisa sih seperti menyangka A atau B tapi yang keluar malah C tapi tetap menarik. Dan kalau bisa menggambarkan juga tentang dunia yang nggak sekedar hitam dan putih.

Ada referensi dalam komik ini. Seperti mention tentang musisi Indonesia jadul, begitu juga dengan majalah tertentu dan kehadiran seseorang sebagai cameo yang sedang diwawancara 😛 Dan hal lain yang aku dapat itu ketika melihat awal dari Chapter 5, lagu yang dibawakan kalau nggak salah Smoke on Water oleh Deep Purple. Penasaran juga dengan masa lalu Surya. Ada apa dibalik ilustrasi itu dan apa hubungannya dengan profesi yang ia jalani sekarang?

Oh, buat tokoh yang paling aku suka disini itu adalah Jo, hehehe. Entah kenapa mungkin aku kepincut dengan kedewasaannya dan lagi Jo juga smart hehehe. Aku juga penasaran tentang Jo, apa yang melandasi dirinya untuk bertarung. Aku berharap di volume selanjutnya ada penjelasan mengapa. Apakah ada kaitan dengan Ayahnya? Ada karakter yang cuma di-mention di volume ini semoga di volume berikutnya bisa nongol. Punya harapan tersendiri sih kalau Jo yang bakal jadi… Ah, tapi ngayal aja nggak apa-apa ya 😛

Hal yang paling aku suka ketika melakukan suatu aktivitas adalah mendapatkan suatu manfaat ataupun pembelajaran. Nah, dari buku ini aku belajar banyak hal, diantaranya adalah:

Bahwa nilai-nilai pun tidak harus selalu dinyatakan secara tersurat. Kadang nilai-nilai tersebut juga bisa diaplikasikan secara tersirat. Tinggal kembali lagi kepada kita sebagai pembaca untuk menyadarinya, karena nggak semua orang suka dengan hal-hal berbau ceramah apalagi ini genrenya action abis. Jadi menurutku Setan Jalanan ini udah keren selain nggak hanya menghibur, komik ini menyuratkan apa yang tersirat juga.

Contohnya seperti nilai agama (ketika Ayah kelana berada dalam situasi genting, Ia berdoa), nilai budaya (ketika orang tua Kelana menikah, mereka memakai pakaian adat. Ketika Kelana bekerja paruh waktu, ada seseorang bernama Kang Rahman. Panggilan Kang sendiri identik dengan sunda)

Dan secara nggak langsung juga memberikan awareness tentang kehidupan sekitar. Contohnya seperti kasus yang pemukulan itu benar terjadi di dunia nyata. Kata-kata Kelana “Ya, ampun segitunya amat yah” yang mewakilkan. Seandainya orang-orang sadar akan adanya penyelesaian masalah yang lebih baik tentu dunia ini lebih indah -.-

Aku sendiri mengaku memang bukan anak motor. Tapi dengan membaca komik ini aku mendapatkan informasi seputar dunia anak motor dan juga seperti apa gambaran didalamnya. Apalagi sekarang ketika orang mendengar kata geng motor, kebanyakan konotasinya ke arah negatif, padahal khan nggak semuanya begitu. Semoga dengan kehadiran Setan Jalanan juga bisa membantu mengeksplorasi sisi-sisi positif.

Ada yang berkata bahwa ketika kita membeli sesuatu dari seorang seniman, kita membeli lebih dari sekedar barang. Kita membeli ratusan jam kegagalan dan eksperimen. Kita membeli hari-hari, minggu-minggu dan bulan-bulan akan frustrasi dan momen-momen akan murni kebahagiaan. Kita nggak hanya membeli sesuatu, kita membeli sepotong hati, bagian dari jiwa, sebuah momen dari kehidupan seseorang. Yang terpenting kita membeli seniman banyak waktu untuk melakukan apa yang menjadi passion mereka 🙂

Rasanya ketika melihat Setan Jalanan pernyataan seperti ini memang benar, karena pengerjaannya juga tidak main-main. Saatnya orang-orang Indonesia sadar kalau karya anak bangsa juga oke punya. Nggak sabar rasanya buat nunggu kelanjutan kisahnya.

Berharap juga suatu saat nanti ada penjelasan tentang asal mula nama-nama karakter yang digunakan. Juga istilah-istilah tertentu (seperti Morphus) pada akhir cerita sebagai ekstra hehehe.

Semoga proses pembuatan buku Setan Jalanan bisa kelar, konsisten dan lancar sampai volume 3. Akhir kata makasih buat mas Franki & mas Haryadhi udah menciptakan Setan Jalanan selain menghibur juga informatif. Maaf kalau seandainya ada kata-kata yang tidak berkenan. Aku sendiri jujur bukan pecinta berat genre action, tapi ketika membaca buku Setan Jalanan ini rasanya greget…!

Sukses buat mas Pepeng & mas Haryadhi!

Review Setan Jalanan