TUJUH BELAS TAHUN NAIF… SEBUAH PENDEWASAAN?

anNAIFersary17th: Bermain Bersama Di Dalam Satu BandANNAIFERSARY17th: BERMAIN BERSAMA DI DALAM SATU BAND. Kenapa “bermain”? Padahal musik dan berkarya bisa dibilang adalah pekerjaan kami, para musisi. Tapi kami, NAIF, nggak menganggap bermusik itu sebagai pekerjaan. Bukan berarti nggak profesional. Kami tetep berusaha untuk profesional. Tapi biar nggak terbebani oleh predikat “pekerjaan”, maka NAIF menganggap bermusik adalah bermain.

Have fun. Bersenang-senang dalam berkarya. Itu yang paling utama untuk NAIF. Dan gue rasa itu juga yang bikin NAIF langgeng hingga di usia yang ke-17 di tahun 2012 ini. Alhamdulillah.

Dulu, waktu pertama kali ngebentuk NAIF bareng David dan Jarwo, gue masih berusia 19 tahun. Tahun 1995. Usia yang masih sangat muda (mengingat umur gue sekarang). Usia yang penuh dengan gejolak, emosi dan ego. Kemudian begitu Chandra dan Emil turut bergabung, sempurnalah NAIF. Sempurna untuk membentuk diri, mengembangkan diri, menjadi NAIF yang sekarang.

Untuk menjadi NAIF yang sekarang, banyak proses yang dilalui. Seperti halnya pendewasaan manusia. Ada masa senang, sulit, masa-masa main gila, khilaf dan insyaf. Hengkangnya Chandra dari NAIF tahun 2003 silam adalah satu fase lagi pendewasaan NAIF untuk menyikapi sebuah rasa kehilangan.

Usia 17 tahun untuk seorang manusia adalah usia muda menuju dewasa. Remaja. Untuk sebuah band, usia 17 tahun adalah usia yang bisa dibilang tua, dan udah pantas dianggap sebagai senior. Nggak pedulilah apa kata orang tentang NAIF. Mau dibilang senior kek, legend kek (which is “legend” adalah berlebihan untuk saat ini buat NAIF); yang pasti buat gue NAIF masih sangat jauh dari sempurna. Sempurna secara performance, sempurna secara manajemen. Semua masih dalam taraf belajar. Belajar dari band-band lain, tentunya. Nggak terbatas apakah itu band indie atau band besar.; band senior atau band baru. Belajar dari kelebihan dan kekurangan mereka.

Gue dulu banyak belajar dari Bimbim Slank mengenai kontrol stamina dan emosi saat drumming di panggung. Bimbim bukanlah drummer yang super jago, bukanlah drummer yang terbaik dan sempurna. Bahkan, maaf (tanpa mengurangi rasa hormat gue), gue pun nggak terlalu ngedengern musiknya Slank – kecuali album pertama mereka: Suit Suit Hehe (Gadis Sexy), 1990. Tapi gue sangat mengagumi profil Bimbim sebagai seorang musisi yang berpengaruh, dan gue sangat suka ngeliat dia ngegebuk drum dan menguasai panggung.

Gue belajar banyak tentang industri musik dan pemetaannya (terutama industri di negara kita ini), juga belajar bergaul dan menyesuaikan diri dalam pergaulan, yaa di NAIF juga. NAIF juga ngajarin gue gimana cara benar dalam ngeband, gimana cara benar untuk mengungkapkan isi otak dan hati menjadi sebuah rangkaian kata-kata, dan betapa perlunya sebuah toleransi dan saling menghargai. Apapun itu. Perlakuan, sikap, ide, ego.

NAIF udah jadi sebuah sekolah sekaligus arena bermain bagi gue selama ini. Bermain di dalam satu band, bersama David, Emil dan Jarwo. Banyak terima kasih untuk ketiga rekan band yang gue cintai dan hormati ini. Banyak harapan yang gue taruh di band ini, mudah-mudahan bisa tercapai. Kalo sejauh ini NAIF udah bisa menghidupi gue dan keluarga gue, kenapa juga nggak bisa lebih baik dari ini?! Ya gak? Bismillah.

Show ANNAIFERSARY17th semalam (22/10/2012) di Hard Rock Café Jakarta mengajarkan gue lagi sesuatu yang penting. Bahwa kesempurnaan itu nggak terlalu penting lagi kalo kita udah merasa nyaman dan senang. Suasana menyenangkan itu jauh lebih sempurna dibanding kesempurnaan fisik itu sendiri. Konser semalam begitu menyenangkan! Padahal NAIF mainnya nggak sempurna sama sekali. Banyak kesalahan yang terjadi di atas panggung. Karena memang konsep konser semalam adalah “Bermain Bersama Di Dalam Satu Band”. Kami memainkan apa yang di-request oleh Kawan-kawan yang nonton. Jadi banyak banget lagu lama NAIF yang mereka minta, yang kadang kami sendiri udah lama gimana cara maininnya. Haha! Tapi justru di situlah letak kesempurnaannya, sebagai sebuah acara hiburan.

Terima kasih banyak untuk semua KawaNAIF yang selama ini udah support NAIF. Terima kasih untuk teman-teman dekat NAIF dan gue yang juga selama ini banyak berperan dalam karir NAIF. Semoga Tuhan bersama kita selalu. Aamiin.