Jurnal Project Album 7 NAIF (Sebuah Awal Baru)

Beberapa waktu lalu, Sabtu, 3 Agustus 2013, NAIF kembali masuk studio latihan langganan (Allodya, Perdatam JKT) untuk ngelanjutin kulik-kulik lagu baru. Materi yang dipersiapkan untuk album baru NAIF. Album ke tujuh.

Sejak (kalo gak salah) Mei lalu gue bareng David, Emil dan Jarwo memang udah memprogramkan jadwal produksi album NAIF. Udah cukup lama kami nggak ngeluarin album, setelah 2011 lalu dengan Planet Cinta. Kayaknya lucu nih kalo bikin album lagi, begitu pikir kami waktu itu. Nggak usah rilis tahun ini juga gak apa. Tahun depanlah, 2014. Tapi kalo bisa rilis tahun ini juga yaa bagus.

Dan begitulah awalnya. Workshop pengumpulan lagu pun dimulai. Waktu berlalu, nggak terasa udah 2 bulan lewat, progres workshop berjalan agak melambat. Jadwal manggung NAIF yang padat di bulan Mei dan Juni pasti sangat berpengaruh. Gimana nggak? Lha NAIF-nya aja manggung terus, mana ada waktu untuk workshop??!

Singkat cerita, setelah beberapa kali workshop pengumpulan materi, dan kami merasa udah cukup banyak terkumpul, barulah kami meeting. Agendanya: membicarakan sistem dan teknis rekaman. Ngomongin soal teknis rekaman, selama ini -sejak NAIF lepas dari label rekaman lain dan menjalankan label sendiri- kami nggak menjalankan proses rekaman secara tepat. Mungkin benar, tapi kurang tepat. Kenapa?

Begini…

Musisi itu idealnya adalah seniman. Kerjanya ya mikirin pengkaryaan aja. Biarlah yang memikirkan penjadwalan, budgeting, skema industri atas karya dan lain-lain di luar pengkaryaan itu dipikirkan dan dijalankan oleh orang lain yang disebut Produser. Yes, memang si musisi bisa banget jadi produser juga atas karyanya, tapi ada batasannya. Kalo nggak dibatasi nanti akan blunder jadinya. Dan benar, keblunderan itu terjadi di album-album lalu. Hal yang umum terjadi dalam skena musik indie. Semangat do it yourself yang sebetulnya bagus tapi seringkali menimbulkan efek kurang baik, seperti munculnya rasa ketidak percayaan terhadap orang lain dalam ngejalanin proyek kita, dan sifat tingginga ego kesenimanan.

Maka, seharusnya yang benar (menurut gue) adalah: do it yourself, with a smart way.

Prinsip itu yang kali ini akan NAIF pegang dalam proses produksi album ketujuhnya. Dimulai dengan sedikit mengurangi ego seniman kami: memakai jasa produser di luar anggota band. Akan agak sulit tentunya sebagai musisi yang bertahun-tahun bekerja dan berkarya tanpa ada intervensi pihak luar tapi kini harus ngadepin itu. Si produser tentunya juga berhak untuk menerapkan sistem yang dia punya, dan bisa jadi berlaku pula dalam ranah pengkaryaan. Tapi, semua cara patut dicoba, kan? NAIF mungkin bisa nemuin gaya bermusik yang baru dan berbeda dari biasanya dengan adanya masukan dari produser kami ini. Liat positifnya dulu aja.

Andi Pattiwiri Malombasang, nama produser album baru NAIF yang belum ketauan judulnya ini. Andi Jibron, begitu panggilan akrabnya. Sebetulnya bukan orang baru di NAIF. Dulu di tahun 2004 sampai 2006 Andi adalah additional keyboardist NAIF. Tahun berlalu, Andi wira-wiri ke sana-sini sebagai keyboardist untuk band dan musisi lainnya, sambil mengembangkan skill audio engineering-nya yang pernah ia timba di sebuah sekolah audio engineering terkemuka di Amrik sana.

Singkat cerita lagi, Sabtu tanggal 3 Agustus lalu adalah hari pertama Andi terlibat dalam pengerjaan album. Memulai cara yang ia terapkan: hearing session materi yang terkumpul untuk ia rekam. Terekamlah 14 lagu baru NAIF di laptopnya.

So, what’s next?

Tadi malam melalui twitter Om Emil, diberitakan kalo Andi udah merekam beberapa guide pattern dari beberapa lagu baru kami itu, yang kemudian akan dipake untuk modal tracking di studio rekaman nanti. So, next step is: demo recording.

Setiap proses rekaman album musik adalah tahap yang menyenangkan bagi seorang musisi. Termasuk bagi gue dan sohib-sohib gue di NAIF. Dan kami saat ini sangat nggak sabar untuk segera masuk studio rekaman!

Drumset Klasik Pepeng 2003 (album Retropolis 2005)

Keterangan foto:
Drumset klasik yang gue punya sejak 2003 lalu. Gue pake sewaktu produksi album Retropolis (2005). Kemungkinan besar akan gue pake lagi di album NAIF yang ke tujuh ini.

 

NAIF bersama Andi Pattiwiri, sang produser

Keterangan foto:
NAIF bersama Andi Pattiwiri, sang produser, berfoto bersama dulu sebelum memulai kerjasama.

Jakarta, 6 Agustus 2013

Franki Indrasmoro Sumbodo