I ALONE

Di dunia yang penuh sesak dengan manusia ini, pernahkah kalian berpikir bahwa kita semua sebenarnya adalah makhluk yang sendirian? Kita – manusia – adalah makhluk individu. Tak terbagi. Apabila tak terbagi, maka diri kita adalah milik kita sendiri.

Sendiri.

Kita dilahirkan dalam kesendirian, dan kelak akan mati dalam kesendirian. Saat kita hidup sekarang ini, kita pun ke mana saja, di mana saja, sendirian. Saat bertemu kawan, barulah saat itu kita menjadi makhluk sosial. Tapi – tetap saja – di saat kita bersama kawan kita pun, kita sebenarnya sendirian. Siapa yang mengerti isi hati kita? Kita sendiri. Siapa yang mengerti isi pikiran kawan kita? Hanya dia sendiri. Semua orang takkan pernah saling mengerti isi benak satu sama lainnya, bila tidak diberi tahu. Yang tahu hanyalah orang itu sendiri.

Sendiri.

Saat kita di kamar kita sendirian, kita tidak tahu apa yang terjadi di luar sana. Kita tidak tahu apa yang ada dalam pikiran dan benak orang-orang di luar sana. Bahkan saat kita membuka timeline Twitter atau halaman Facebook dan bercengkerama bersama teman di situ, juga saat kita ngobrol di telepon, pun sebenarnya kita tetap sendirian. Semua itu hanyalah media penghubung kita. Dan setelah semua komunikasi melalui media-media itu berakhir, kita pun kembali sendirian.

Sendiri.

Saat kita sendirian, siapa yang jadi teman ngobrol kita? Kita sendirilah teman bagi kita. Di dalam hati kita akan penuh dengan kicauan. Penuh dengan dialog… dengan diri sendiri. Sungguh beruntung orang yang percaya akan adanya Tuhan. Ia akan mengadu semua hal kepada Sang Pencipta-nya, saat ia sendirian. Bagaimana bagi orang yang tidak yakin akan eksistensi Tuhan? Ia akan mencari teman atau kesibukan, agar ia tak merasakan kesendiriannya. Kenapa? Karena pada dasarnya manusia itu takut untuk sendirian.

Sendiri.

Kenapa manusia takut untuk sendirian? Padahal manusia adalah makhluk individu, yang sering berkoar ingin mendapatkan privasi, yang kerap menginginkan segalanya untuk dirinya sendiri. Entahlah. Hanya Tuhan yang tahu, karenanya Dia menciptakan Hawa bagi Adam. Sebagai teman.

 

Tulisan ini merupakan hasil masukan dari seseorang, yang bikin gue mikir: apa yang harus gue lakukan saat rasa sepi itu muncul?